DETAIL DOCUMENT
Peranan analisis break even point dalam penetapan keputusan ekspansi pada CV. Rutin Surabaya
Total View This Week0
Institusion
Universitas Merdeka Malang
Author
Karjo, Suhartini
Subject
 
Datestamp
2021-03-17 01:25:04 
Abstract :
Pada umumnya semua perusahaan, baik industri, perniagaan, jasa maupun agraris mempunyai tujuan utama yaitu mengoptimalkan laba. Untuk menjaga agar kelangsungan hidupnya terjamin, perusahaan berusaha memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Permintaan akan peralatan untuk pembangunan, sarana dan prasarana meningkat, mendorong pimpinan perusahaan untuk mengadakan ekspansi. Agar ekspansi dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan perusahaan, maka perlu adanya suatu alat analisis yang dapat memberikan informasi agar penetapan keputusan yang tepat dan dapat memberikan hasil yang memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat analisa break even point dalam penetapan keputusan ekspansi dan untuk mengetahui apakah analisa break even point ini tepat untuk menetapkan keputusan ekspansi pada CV.RUTIN di Surabaya. Adapun langkah-langkah yang diambil dalam analisis tersebut adalah : 1) Pengolongan biaya menjadi biaya langsung dan biaya tak langsung, 2) Penggolongan biaya menjadi biaya tetap, biaya variable dan biaya semi variable, 3) Menerapkan analisis BEP untuk menentukan kebijakan ekspansi, dan 4). Mengdiskripsikan hasil analisa untuk pengambian keputusan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan analisis break even point dalam praktek sangat diperlukan sekali untuk membantu proses perencanaan dan pengendalian, khususnya perencanaan laba. Penerapan analisis BEP pada CV. Rutin sudah dilaksanakan tetapi belum efektif. Dari pembahasan di muka diketahui bahwa pada keadaan dimana biaya-biaya makin meningkat sedangkan harga jual tetap, tingkat kegiatan pada break even point yang dicapai makin tinggi sehingga hal ini akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Tetapi makin tinggi tingkat kegiatan pada break even point tersebut ternyata semuanya masih lebih rendah dari tingkat kegiatan yang diperkirakan dalam rangka ekspansi tersebut sehingga masih dapat memberikan laba atas penjualan tersebut. Memang dengan makin tingginya tingkat kegiatan pada break even point itu mengakibatkan tingkat pertambahan laba atas investasi tersebut makin menurun. Demikian juga permintaan untuk tahun yang akan datang ada kecenderungan yang makin menurun dibandingkan kondisi tahun 2005. Sehingga dengan demikian rencana ekspansi tersebut dinilai tidak menguntungkan dan tidak sesuai dengan hipotesa kerja yang telah dikemukakan sebelumnya maka rencana ekspansi tersebut tidak dapat diterima. 
Institution Info

Universitas Merdeka Malang