Abstract :
ABSTRAK
Pengendalian gulma pada lahan pertanian dapat dilakukan dengan menggunakan
herbisida sintetik dan herbisida organik (bioherbisida). Herbisida sintetik mengandung
bahan aktif yang dapat teresidu di tanah, sehingga tidak hanya bersifat toksin pada
gulma tetapi juga dapat mempengaruhi aktivitas biota tanah. Bioherbisida telah
dikembangkan untuk mengendalikan gulma dengan teknik yang ramah lingkungan.
Salah satunya adalah dengan menggali potensi senyawa alelopati yang berasal dari
serasah daun bambu apus (Gigantochloa apus Kurz). Bayam kakap (Amaranthus
hybridus L.) merupakan gulma yang menyebabkan penurunan hasil pertanian.
Penelitian ini menggunakan serasah daun bambu apus yang melalui proses maserasi
higga menjadi ekstrak kental, dengan konsentrasi ekstrak yang diaplikasikan yaitu 2000
ppm, 3000 ppm, 4000 ppm, 5000 ppm, dengan pembanding kontrol -, dan kontrol +.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak serasah daun bambu apus memiliki
aktivitas alelopati yang dapat menghambat perkecambahan biji dan pertumbuhan bayam
kakap. Konsentrasi ampuh terendah yang dapat menghambat perkecambahan bayam
kakap yaitu 4000 ppm, dan konsentrasi ampuh terendah yang dapat menghambat
pertumbuhan bayam kakap adalah 2000 ppm.
Kata Kunci : Alelopati, Bioherbisida, Gigantochloa apus, Amaranthus hybridus.