Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbandingan perencanaan desain dan
biaya pekerjaan pelat beton bertulang antara metode konvensional dengan
metode prategang pasca-tarik. Studi kasus yang digunakan adalah struktur pelat
beton proyek Gedung A Universitas Pembangunan Jaya menggunakan denah
lantai 3 dengan luas 23 m x 30 m. Denah yang sudah di-desain dengan
menggunakan metode beton konvensional akan diubah untuk merencanakan
desain pelat metode prategang pasca-tarik dengan menghilangkan balok anak
agar bentang lebih besar dan untuk ketebalan pelat diubah menjadi 150 mm guna
memenuhi syarat minimum. Perhitungan yang digunakan dalam merencanakan
desain pelat beton prategang adalah metode keseimbangan beban dengan sistem
pelat dua-arah. Hasil desain struktur pelat beton dua arah dengan luas per-tipe
pelat 9 m x 7,5 m menggunakan metode prategang dibutuhkan tendon 7wire
strands mutu 270 (1860 MPa) dengan jarak 350 mm (untuk bentang panjang) dan
jarak 200 mm (untuk bentang pendek). Hasil dari segi biaya untuk metode
prategang dibutuhkan biaya konstruksi sebesar Rp 968,636,519 (lebih hemat 10%
dari metode konvensional) pada pekerjaan pembesian, bekisting dan beton untuk
struktur balok pemikul dan pelat lantai.
Kata Kunci: pelat lantai, beton konvensional, beton prategang