Abstract :
INTISARI
Pabrik asetaldehida dirancang dengan kapasitas 30.000 ton/tahun menggunakan bahan
baku berupa etanol yang diperoleh dari PT Indo Acidatama dan udara dari lingkungan. Loka
si pabrik didirikan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Perusahaan berbadan hukum Perseroan
Terbatas (PT), dengan jumlah karyawan 130orang.
Proses pembuatan asetaldehida diawali dengan tahap penyiapan bahan baku berupa
etanol yang terlebih dahulu diuapkan menggunakan Vaporizer(V-01) dan udara dikompresi
dengan Kompresor (K-01) kemudian keduanya dipanaskan di dalam Furnace(F). Kondisi
keluar furnace pada tekanan 6,5 bar dan suhu 823,15 K. Dengan kondisi operasi yang sama,
etanol dan udara dmasukan ke dalam Reaktor Fix Bed Multitube(R-01) dengan katalis Silver
(AgO). Reaksi berlangsung secara eksotermis sehingga dibutuhkan pendingin Dowtherm A.
Produk keluar reaktor dengan tekanan 6,4995 bar dan suhu 873,775 K, berupa campuran gas
tidak terkondensasi (O2, N2 dan CO2) dan gas terkondensasi (campuran asetaldehid, etanol
dan air). Produk keluar reaktor diembunkan sebagian di dalam Kondensor Parsial (CD-01)
kemudian dimasukan ke dalam Separator (SP-11) untuk memisahkan gas-gas yang
terkondensasi dan yang tidak terkondensasi. Adapun gas yang tidak terkondensasikan dari
hasil atas separator berupa N2, O2 dan CO2. Sedangkan gas yang terkondensasikan menjadi
hasil bawah separator yang berupa asetaldehid, etanol dan air. Kemudian hasil bawah
separator tersebut diumpankan ke dalam Menara Distilasi (MD-01). Di dalam menara
distilasi terjadi pemisahan antara asetaldehid dari etanol dan air. Hasil atas menara distilasi
berupa CH3CHO 98,833 %, C2H5OH 0,255 % dan H2O 0,943 % sedangkan hasil bawh
menara distilasi berupa CH3CHO 1,046 %, C2H5OH 1,172% dan H2O 97,781 %. Hasil atas
menara distilasi disimpan di dalam tangki produk sedangkan hasil bawah menara distilasi
dialirkan ke Unit Pengolahan Limbah (UPL).
Kebutuhan air total yang diperlukan adalah 354630,74 kg/jam. Terdiri dari air untuk
media pendingin, media pemanas, air hydrant, air kantor dan air minum. Steam yang
dibutuhkan untuk media pemanas adalah 6456,83 kg/jam. Sedangkan kebutuhan listrik total
per jam yang dipasok dari PLN adalah 8000 kW.
Pabrik beroperasi selama 330 hari dalam setahun dengan proses produksi selama 24
jam. Nilai Investasi Modal Tetap untuk pabrik ini sebesar $ 18.380.280 dan Rp
387.862.516.000, Investasi Modal Kerja sebesar $ 1.172.453 dan Rp 232.242.964.000, Biaya
pengolahan sebesar $ 3.501.444 dan Rp 638.237.909.000, Pengeluran Umum sebesar $
177.127 dan Rp131.360.619.000. Analisis Ekonomi menunjukan nilai ROI sebelum pajak
37,046% dan ROI sesudah pajak 27,16 %. POT sebelum pajak 2,13 tahun dan POT sesudah
pajak 2,69 %. Nilai BEP 42,22 % dan SDP 30,21 %. Suku bunga dalam DCFR selama 10
tahun rata-rata adalah 52,5 % per tahun. Berdasarkan data analisis ekonomi tersebut, maka
pabrik asetaldehid ini layak dikaji lebih lanjut.