Abstract :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stress kerja
dalam memediasi hubungan antara politik organisasi dengan perilaku agresif.
Penelitian ini menggunakan sampel perawat yang bekerja di bagian rawat inap RS
St. Yusup Boro yang berjumlah 31 orang, dengan menggunakan kuesioner
sebagai metode pengumpulan data. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis jalur (path analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik organisasional berpengaruh
positif terhadap stress kerja, politik organisasional berpengaruh positif terhadap
perilaku agresif dan stress kerja tidak mampu memediasi hubungan antara politik
organisasional dengan perilaku agresif.
Kata kunci: Politik Organisasional, Stres Kerja, Perilaku Agresif menurut jenis
kelaminnya, seluruh perawat adalah perempuan yang berusia lebih dari 46 tahun
(35,5%), 26-35 tahun sebanyak 8 orang (25,8%), 36-46 tahun sebanyak 8 orang
(25,8%) dan berusia kurang dari 25 tahun sebanyak 4 orang (12,9%). Sedangkan
masa kerja perawat di RS St Yusup Boro sebagian besar telah bekerja selama
lebih dari 16 tahun yaitu sebanyak 17 orang (54,8%), yang bekerja 0-5 tahun
sebanyak 8 orang (25,8%), bekerja selama 11-16 tahun sebanyak 4 orang (12,9%)
dan bekerja selama 6-10 tahun sebanyak 2 orang (6,5%). Atas dasar hal tersebut
menunjukkan bahwa perawat di RS Boro yang seluruhnya wanita berpotensi
terhadap stres kerja karena wanita selain bekerja juga sebagai ibu rumah tangga
yang mempunyai tanggung jawab terhadap rumah tangga dan keluarga. Namun,
hal ini tidak terlalu berdampak pada perilaku agresif mereka, karena wanita lebih
bersedia menyesuaikan diri terhadap otoritas, dibandingkan pria yang lebih agresif
(Robbins, 2007).