Institusion
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Author
Juwita Puspaningtyas, Erdin
Subject
JZ International relations
Datestamp
2017-01-30 03:35:58
Abstract :
Sejak tahun 1980-an, Cina mulai menjadi negara yang perlahan maju dalam berbagai aspek
kehidupan sehingga pada tahun 2010 menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di
dunia yang mencapai rata-rata hampir 10%. Dengan pertumbuhan ekonomi yang demikian tinggi,
konsumsi energi meninggi pula demi berlangsungnya proses industri. Minyak bumi adalah energi
paling popular yang saat ini masih menjadi bahan bakar utama dalam menggerakkan mesin-mesin
industri. Kurangnya ketersediaan minyak bumi dalam negeri di Cina membuatnya melakukan impor
sejak 1993 dan Timur Tengah dan Afrika memasok minyak bumi terbesar bagi Cina hingga kini.
Pengangkutan minyak bumi dari Timur Tengah dan Afrika dilakukan melalui Samudra Hindia, Selat
Malaka, dan Laut Cina Selatan, kemudian ke Cina. Namun, Selat Malaka sebagai pilihan tercepat
menuju Cina adalah jalur padat nan ramai yang rawan perompakan dan aksi terorisme. Keadaan ini
membuat Cina melakukan pengamanan kapal-kapal pengangkut minyak bumi nya yang melintasi
Selat Malaka secara lebih intensif. Peningkatan kemampuan militer dan pertahanan serta kerja sama
dengan beberapa negara secara terpadu merupakan langkah yang dilakukan oleh Cina dalam
mengamankan Selat Malaka, termasuk mencari jalur transportasi inyak bumi yang baru sebagai
upaya melepaskan diri dari ?Dilema Malaka?.
Kata kunci : minyak bumi, terorisme, kerja sama, strategi militer