Institusion
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Author
PRATAMA LIGA KUSUMA, GUMELAR
Subject
T Technology (General)
Datestamp
2017-04-06 03:43:07
Abstract :
Lapangan ?X? merupakan salah satu lapangan minyak yang ada dalam wilayah
kerja PT. Pertamina EP Asset 5, yang secara geologi berada di Cekungan Kutai,
Kalimantan Timur. Lapangan ?X? diketahui bahwa telah berproduksi sejak bulan
februari 1976 hingga saat ini September 2016. Kemudian pada januari 2014 lapisan Q5
mulai dilakukan injeksi air yaitu ST-66, dan kemudian ST-34 pada September 2015.
Kemudian injeksi juga dilakukan pada Q-6 pada November 2014. Banyaknya jumlah
air dipermukaan menjadi salah satu alasan dilakukan injeksi air pada lapangan ?X?.
Hingga saat ini injeksi air tetap berlangsung dengan 3 sumur injeksi air (ST-34, ST-66,
ST-83) yang diletakkan sebagai peripheral injection. Setelah dilaksanakan injeksi air,
terjadi peningkatan produksi disekitar sumur injeksi, sehingga perlu untuk dilakukan
evaluasi.
Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui apakah ada konektivitas antara
sumur injeksi dan sumur produksi yaitu menggunakan metode Hall plot untuk sumur
injeksi, dan Chan Diagnostic untuk sumur produksi. Selain itu perlu dianalisa sifat fisik
dari batuan reservoir yaitu, porositas dan permeabilitas, serta geologi struktur dari
lapangan ?X? apakah ada patahan atau tidaknya antara sumur produksi dan sumur
injeksi. Parameter lain yang perlu dievaluasi yaitu sejarah tekanan pada sumur
produksi.
Berdasarkan hasil analisa, dari geologi struktur pada lapangan ?X? tidak terjadi
patahan antara sumur produksi dan sumur injeksi. Selanjutnya dari analisa sifat fisik
diketahui porositas dan permeabilitas pada sumur injeksi lebih besar dari sumur
produksi. Pada lapisan Q-5 dengan sumur injeksi ST-66, dan ST-34 dari hasil analisa
hall plot diketahui sumur injeksi ST-66 terjadi fase fill up sampai breakthrough yang
mengindikasikan adanya konektivitas dengan sumur produksi ST-189, hal ini
dibuktikan dari analisa chan diaghnostic pada sumur produksi, dan ST-34 masih terjadi
fase interference atau belum mencapai oil bank, hal ini bisa disebabkan Karena tidak
adanya konektivitas dengan sumur produksi ST-189. Sedangkan pada lapisan Q-6
dengan sumur injeksi ST-83 dengan analisa hall plot masih mengalami fase
interference atau belum mencapai oil bank, hal ini bisa disebabkan tidak adanya
konektivitas antara sumur produksi dan sumur injeksi. Dari analisa waktu terjadinya
breaktrough diketahui sumur produksi ST-189 memiliki waktu breaktrough 672 hari,
dan sumur produksi ST-51 memiliki waktu breaktrough lebih lama yaitu 3242 hari.