Abstract :
ABSTRAK
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian Informasi (pesan dan gagasan) dari
satu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan/verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Autisme adalah gangguan
perkembangan saraf yang kompleks ditandai dengan kesulitan dalam berinterasksi
sosial. Komunikasi dan perilaku penyandang autis terbatas, berulang ? ulang dan
karakter stereotip. Gangguan dalam berbicara merupakan salah satu gejala yang ada
pada anak autisme. Gangguan dalam berbicara pada anak autisme menyebabkan anak
tidak mampu mengutarakan keinginannya secara baik. Anak autis kurang dalam
merespon stimulus dari lingkungan dan memperlihatkan kurangnya kemampuan
komunikasi dan sering merespon lingkungan dengan cara yang unik. Berdasarkan hal
tersebut di dapatkan rumusan masalah yaitu bagaimana pola komunikasi anak autis
terhadap guru di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian survey kualitatif dengan cara analisis hasil.Penyandang autis dalam
berkomunikasi dengan guru di sekolah menggunakan dua jenis komunikasi, yaitu
komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Teori interaksionisme simbolik dapat
diterapkan dalam komunikasi anak penyandang autisme. Pola komunikasi yang
digunakan anak autis dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan guru tergantung
pada tingkat kemampuan dan spektrum autis yang dimiliki setiap anak. Karena
karakteristik tiap-tiap anak berbeda maka metode yang digunakan oleh guru pada tiap
muridnya juga berbeda. Banyak hambatan yang didapatkan saat komunikasi antara
guru dengan siswa penyandang autisme ketika proses pembelajaran di sekolah.
Seperti menyesuaikan perasaan anak yang sewaktu-waktu dapat berubah.
Kata kunci : Komunikasi, Autis, Pola Komunikasi, Metode Komunikasi,
Hambatan Komunikasi