Institusion
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Author
FAHMI, LUQMAN
Subject
TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Datestamp
2017-07-12 03:00:48
Abstract :
RINGKASAN
Operasi pemboran sumur JTB-203 pada saat menembus batuan shale
formasi Cibulakan Atas kedalaman 1126 m dapat menimbulkan masalah swelling
clay atau sloughing, maka dari itu diperlukan analisa studi laboratorium XRD (XRay
Diffraction) dan MBT (Methylane Blue Test). XRD bertujuan untuk
mengidentifikasi mineral penyusun batuan dari sampel yang dianalisa. Analisa
MBT bertujuan untuk mengetahui tingkat kereaktifan sampel cutting dari harga
Cation Exchange Capacity (CEC).
Langkah-langkah yang digunakan untuk analisa laboratorium problem
swelling dan penanggulangannya pada operasi pemboran sumur JTB-203 lapangan
jatibarang yaitu pengumpulan data sampel cutting, data logging, dan drilling report.
Analisa sampel cutting JTB-203 kedalaman 1126 m dengan melakukan uji XRD
dan MBT. Analisa XRD dengan membiaskan sinar yang akan ditangkap oleh
detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah puncak difraksi dari mineral
tersebut, sedangkan analisa MBT dengan cara meneteskan campuran titrasi antara
methylene blue dan sampel cutting kedalam kertas filter paper sampai blue halo
tersebar ditepi tetesan. Dari hasil kedua analisa tersebut didapatkan jenis mineral
clay dan tingkat kereaktifan clay pada sampel cutting. Apabila jenis mineral dari
analisa XRD berupa dominan mineral montmorillonite dapat dikatakan swelling,
sedangkan jika hasil MBT bernilai lebih dari atau sama dengan 20 meq / 100 gram
clay maka dikatakan bersifat reaktif dan menyebabkan swelling. Kemudian jika
hasil analisa sampel cutting dari uji XRD dan MBT bersifat swelling, maka
diperlukan langkah penanggulangan yang tepat untuk mencegah terjadinya
swelling clay pada kedalaman 1126 m sumur JTB-203.
Hasil analisa XRD dengan defraksi sinar-X teridentifikasi mineral
montmorillonite sebanyak 28%, illite sebanyak 14% dan kaolinite sebanyak 20%.
Mineral clay tersebut mengindikasikan swelling clay dengan dominasi
montmorillonite. Sedangkan hasil pengujian MBT cutting diperoleh harga CEC
sebesar 20 meq / 100 gr clay, nilai tersebut membuktikan bahwa clay bersifat reaktif
dan dapat menyebabkan swelling. Dari kedua analisa tersebut dapat disimpulkan
bahwa sumur JTB-203 kedalaman 1126 m mineral clay yang bersifat reaktif dan
menyebabkan swelling clay. Untuk itu sebagai langkah penanggulangannya yaitu
menggunakan lumpur dengan penambahan konsentrasi KCl, penambahan KCl
yang paling optimum sebanyak 6% dengan nilai KTK sebesar 3 meq / ml fluid atau
setara dengan 22,5 ppb dalam skala lapangan dapat menanggulangi problem
swelling clay.