Abstract :
Pisang merupakan komoditas tanaman hortikultura yang sangat diminati oleh
masyarakat Indonesia. Kebutuhan pisang di Indonesia rata-rata 6 juta ton
pertahun, hal ini menyebabkan perlunya usaha peningkatan produksi. Penyediaan
bibit pisang bermutu tinggi dan dalam jumlah yang banyak merupakan suatu
masalah umum yang dihadapi petani saat ini. Masalah terbesar yang dihadapi
dalam budidaya pisang adalah serangan hama penyakit, terutama penyakit layu
fusarium. Untuk mendapatkan bibit tanaman pisang bermutu tinggi dan dalam
jumlah yang banyak, diperlukan cara perbanyakan secara kultur jaringan. Salah
satu caranya dengan penambahan asam salisilat sebagai bahan pengimbas dengan
berbagai konsentrasi untuk mendapatkan tunas pisang Raja Bulu, Barangan, dan
Kepok Manurun dalam jumlah banyak dan bebas dari penyakit layu fusarium.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh asam salisilat sebagai
senyawa pengimbas terhadap layu fusarium dan mengetahui varietas pisang yang
paling tahan terhadap layu fusarium. Metode penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah
macam varietas yaitu pisang Raja Bulu, Barangan, dan Kepok Manurun. Faktor
kedua adalah macam konsentrasi zat pengimbas (asam salisilat) yaitu 1,5 ppm, 2,5
ppm, dan 3,5 ppm. Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat interaksi antara berbagai varietas pisang dan konsentrasi
asam salisilat. Kombinasi perlakuan varietas Raja Bulu dengan konsentrasi asam
salisilat 3,5 ppm (V1A3) lebih dapat meningkatkan ketahanan tanaman pisang
terhadap layu fusarium yang ditunjukkan dengan peningkatan bobot basah dan
bobot kering.
Kata kunci : Varietas pisang, Layu Fusarium, Asam Salisilat, In Vitro