Abstract :
Masalah pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan masalah nasionalisme merupakan masalah
yang masih terjadi di daerah perbatasan Kalimantan Barat-Serawak, Malaysia. Masalah-masalah
tersebut terjadi karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang ada di daerah
perbatasan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui simbol atau tanda-tanda
yang menggambarkan kritik sosial yang ada dalam film ?Tanah Surga Katanya? dan juga untuk
mengetahui pesan apa yang ingin dasampaikan film tersebut kepada para penonton. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika. Dalam analisis
data, penulis menggunakan sistem analisis semiotika Roland Barthes. Barthes mengembangkan
semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah
tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan
makna eksplisit, langsung, dan pasti. konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan
hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit,
tidak langsung dan tidak pasti. Konotasi dapat menghasilkan makna lapis kedua yang bersifat implicit
dan tidak bersembunyi. Dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa
sampai sekarang wilayah perbatasan di kalimantan masih banyak mengalami masalah yang meliputi
masalah pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan masalah nasionalisme. Dalam masalah
pendidikan digambarkan dalam adegan bu Astuti yang mengajar sendirian dan gambar yang
menunjukan keadaan gedung sekolah yang sudah rusak parah. Dalam masalah kesejahtraan
masyarakat digambarkan dalam adegan yang menggambarkan masalah sarana prasarana tranportasi
dan kesehatan yang tidak memadai, masalah penerangan, dan masalah telekomunikasi. Dalam
masalah nasionalisme digambarkan dalam adegan para murid SD yang tidak tahu simbol-simbol
negara indonesia, bergesernya simbol-simbol negara seperti penggunaan mata uang ringgit didaerah
perbatasan dan penggunaan benderah merah-putih sebagai alas dagangan. Hal lainnya yang
berhubungan dengan masalah nasionalisme adalah rasa cinta tanah air. Film ?Tanah Surga Katanya?
mencoba mengangkat masalah-masalah yang terjadi diatas untuk diceritakan kembali dalam film
tersebut, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia bisa menyadari bahwa, kehidupan masyarakat di
perbatasan Kalimantan-Serawak, Malaysia sangat memprihatinkan. Film ini juga dibuat untuk
mengkritik kinerja pemerintah yang tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya dan ingin
menyampaikan pesan bahwa kehidupan masyarakat di perbatasan sangat membutuhkan perhatian,
terlebih perhatian dari pemerintah.