Abstract :
Salah satu permasalahan yang sering muncul di bidang geoteknik adalah
mengenai amblesan tanah di berbagai jenis industri. Amblesan tanah ini menjadi masalah
yang cukup serius pada saat dilakukan perawatan pada mesin-mesin industri. Salah satu
solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan metode geolistrik. Keunggulan
metode geolistrik adalah tidak merusak lingkungan dan merupakan metode yang cukup
murah. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah analisis kondisi bawah
permukaan tanah yang menunjukkan penyebab dari amblesan tanah yang ada. Analisis
tersebut didasarkan dari pemodelan 2 dimensi dan 3 dimensi.
Metode geolistrik yang digunakan adalah metode resistivitas dengan
konfigurasi dipole-dipole. Data yang diperoleh adalah data 15 lintasan yang dibagi
menjadi 9 lintasan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software Res2dinv
untuk pemodelan 2 dimensi dan Rockworks 14 untuk pemodelan 3 dimensi.
Model 2 dimensi yang ada menunjukkan respon yang cukup menarik yaitu
resistivitas yang rendah bahkan mencapai dibawah 3 ?m. Amblesan tanah dicurigai
terjadi akibat adanya water scouring karena kebocoran sistem drainase, sehingga
diinterpretasikan zona amblesan tanah berada pada resistivitas dibawah 3 ?m. Setelah
dilakukan pembatasan nilai pada model 3 dimensi, zona amblesan tanah terlihat lebih
dominan di bagian barat daerah penelitian. Dugaan kebocoran sistem drainase semakin
diperkuat setelah dilakukan overlay terhadap peta sistem drainase. Informasi lain yang
mendukung dugaan tersebut adalah karena sistem drainase yang menyentuh zona
amblesan tanah adalah clean water sewer /cooling water line yang menggunakan air laut
sebagai medianya. Dari data penelitian dapat disimpulkan terdapat kebocoran pada sistem
drainase. Kebocoran tersebut yang menjadi penyebab terjadinya amblesan tanah. Hal ini
ditandai dengan resistivitas dibawah 3 ?m yang mendominasi di bagian barat.
Kata Kunci : Amblesan Tanah, Metode Geolistrik, Resistivitas, Gerusan Air, Sistem
Drainase