DETAIL DOCUMENT
Teknik Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum Pada Kasus Dispepsia Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan
Total View This Week0
Institusion
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
Author
Wulandari, Aleisya Diah
Subject
RZ Other systems of medicine 
Datestamp
2022-03-21 06:03:29 
Abstract :
enum pada kasus dispepsia dilakukan dengan persiapan khusus bagi pasien 2 hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat yang bertujuan untuk mencegah pemebntukan gas akibat fermentasi, puasa 6 jam sebelum pemeriksaan, pasien tidak diperbolehkan minum obat-obatan yang mengandung susbtansi radiopaque, pasien tidak diperbolehkan merokok dan pemeriksaan ini hanya menggunakan proyeksi AP dan proyeksi PA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan oesofagus maag duodenum dan untuk mengetahui alasan menggunakan proyeksi AP dan proyeksi PA pada kasus dispepsia di Instalasi Radiologi RSUD Muntilan. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Waktu pengumpulan data dimulai dari bulan Maret ? Juli 2020. Subyek penelitiannya adalah 1 orang Dokter Spesalis Radiologi, 3 orang radiografer, 1 orang pasien. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil observasi dan wawancara dibuat dalam bentuk transkip, yang selanjutnya dilakukan reduksi data degan sistem koding terbuka dan sajikan dalam bentuk kuotasi. Penulis mengkaji data-data yang terkumpul untuk membahas permasalahan yang ada sehingga ditarik kesimpulan dan saran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan oesofagus maag duodenum pada kasus dispepsia di Instalasi Radiologi RSUD Muntilan dilakukan dengan pemasukan media kontras secara bertahap yang pertama pada fase single contrast menggunakan proyeksi AP dengan suspensi 40 cc, dilanjutkan fase double contrast menggunakan proyeksi AP dan proyeksi PA dengan suspensi 40 cc, fase full filling menggunakan proyeksi AP dengan suspensi 120 cc, tambahan proyeksi LPO dan proyeksi AP. Alasan menggunakan proyeksi AP dan proyeksi PA karena proyeksi yang digunakan sudah terlihat diagnosanya dan tambahan proyeksi tergantung dengan permintaan Dokter Spesialis Radiologi. Sebaiknya tidak menambahkan proyeksi lain jika sudah tampak diagnosanya dikarenakan pasien sudah berumur lanjut usia. 

Institution Info

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG