Abstract :
Latar belakang : pelayanan radiologi diagnostik meliputi pelayanan x-ray konvensional, CT Scan,MRI. Sendi temporomandibular joint (TMJ) sendi yang paling kompleks dan yang menghubungkan tulang rahang atas dengan rahang bawah antara tulang temporalis dengan kepala kondilus mandibularis. Dengan indikasi erosi condyle, fraktur, hiperplasia condyle, osteofit sklerosis subkortikal, remodeling.
Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Data diperoleh dari tiga literatur dalam jurnal internasional
Hasil penelitian : CT Scan merupakan modalitas paling effisien dalam mendeteksi perubahan tulang, sedangkan MRI tetap menjadi standar emas untuk pemeriksaan diskus articular. Akan tetapi memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan antara lain CT detail tulang yang baik dan penilaian 3D, kerugiannya biaya dan paparan radiasi yang tinggi. Pada MRI mendeteksi jaringan lunak, tidak invasi, dan rendah radiasi, kerugiannya biaya mahal, dikontra indikasikan untuk pasien klaustrofobia.
Kesimpulan : radiografi konvensional lebih cocok untuk mengevaluasi elemen tulang saja. Sedangkan CT Scan dianggap sebagai modalitas yang paling efisien untuk mengevaluasi jaringan keras maupun lunak. Sedangkan MRI menjadi metode pilihan untuk melihan jaringan lunak sendi.