Abstract :
ABSTRAK
Raisya Az Zahra
?Prosedur Pemeriksaan Radiografi Whole Spine pada Kasus Scoliosis di
Instalasi Radiologi RSUD R.A Kartini Kabupaten Jepara?
15 Lampiran depan + 54 Halaman +1 Tabel + 26 Gambar + 22 Lampiran Akhir
Latar Belakang: Pemeriksaan radiografi whole spine pada kasus scoliosis
menurut (Lampignano and Kendrick, 2018) menggunakan proyeksi PA erect,
lateral erect, PA ferguson, AP atau PA bending kanan kiri. Pemeriksaan radiografi
whole spine menggunakan FFD 102-153 cm. Di Instalasi Radiologi RSUD R.A
Kartini menggunakan FFD 300 cm. Dilakukan 2-3 kali ekspose, pertama dimulai
dari cervical 1 hingga thoracal 12, lalu ekspose kedua pada thoracal 12 hingga
lumbosacral, kemudian digabungkan dengan image stitching. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan radiografi whole spine, dan
alasan penggunaan FFD sejauh 300 cm.
Metode Penelitian: Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi
kasus. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari - Mei 2024. Pengambilan data
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dari penelitian ini adalah
3 radiografer, 1 radiolog, dan 1 dokter orthopedi. Objek dari penelitian ini adalah
prosedur pemeriksaan whole spine pada kasus scoliosis. Data kemudian direduksi
dan disajikan selanjutnya dibandingkan dengan teori yang ada sehingga dapat di
ambil kesimpulan.
Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini menunjukkan pemeriksaan radiografi
whole spine di RSUD R.A Kartini menggunakan proyeksi AP dan lateral erect,
mengatur Table to Object Distance (TOD) sesuai tebal tubuh pasien untuk hasil
citra yang presisi. Setiap proyeksi dilakukan 2 kali ekspose, ekspose pertama
dimulai dari cervical 1 hingga thoracal 12, lalu dilanjutkan dengan ekspose kedua
pada thoracal 12 hingga lumbosacral, kemudian hasil citra digabungkan menjadi
satu dengan image stitching. Alasan penggunaan FFD 300 cm merupakan default
program dari alat yang bertujuan meminimalkan magnifikasi.
Kesimpulan: Pemeriksaan radiografi whole spine menggunakan proyeksi AP
erect dan Lateral erect dengan menggunakan FFD sejauh 300 cm dan dilakukan 2
kali ekspose pada setiap proyeksi, kemudian hasil citra digabungkan menjadi satu
dengan image stitching. FFD yang digunakan sejauh 300 cm merupakan
pengaturan dari default alat yang digunakan dan untuk meminimalkan
magnifikasi.