Abstract :
ABSTRAK
Rickhy Krisopras Kakiay
?Prosedur pemeriksaan Oesophagus Maag Duodenum (OMD dengan Klinis
Dysphagia di Intalasi Radiologi RS. Panti Wilasa ?Dr. Cipto? Semarang?
Jumlah lampiran depan 13, halaman 90, table 1, gambar 16, Lampiran akhir 18
Latar Belakang: Pemeriksaan Oesophagus Maag Duodenum dengan Klinis Dysphagia
menurut lampignano (2018) oesophagografi dengan Proyeksi Antero Posterior (AP),
Proyeksi Right Anterior Oblique (RAO), Proyeksi Lateral, Proyeksi AP/PA, Proyeksi
Left Anterior Oblique (LAO), sedangkan pada pemeriksaan maag duodenum dilakukan
dengan Proyeksi Right Anterior Oblique (RAO), Proyeksi Posterior Anterior (PA),
Proyeksi Left Posterior Oblique (LPO), Proyeksi Anterior Posterior (AP). Pemeriksaan
radiografi Oesophagus Maag Duodenum (OMD) dengan klinis Dysphagia di Instalasi
Radiologi RS. Panti Wilasa ?Dr. Cipto? Semarang hanya menggunakan proyeksi AP
(erect). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prosedur pemeriksaan Oesophagus
Maag Duodenum (OMD dengan Klinis Dysphagia dan alasan hanya menggunakan satu
proyeksi yaitu AP (erect).
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Juni-Juli
2024. Lokasi pengambilan data dilakukan di Instalasi Radiologi RS. Panti Wilasa ?Dr.
Cipto? Semarang. Subyek yang berperan dalam penelitian ini adalah dua radiografer
dan satu dokter radiologi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Pengelolaan data dilakukan ketika data telah terkumpul,
kemudian dilakukan analisis dan reduksi data dari observasi dan wawancara. Kemudian
penulis mengkaji data-data yang terkumpul untuk membahas permasalahan yang ada
sehingga ditarik kesimpulan.
Hasil Penelitian: Prosedur pemeriksaan Oesophagus Maag Duodenum (OMD) dengan
Klinis Dysphagia di Instalasi Radiologi RS. Panti Wilasa ?Dr. Cipto? Semarang
dilakukan dengan hanya menggunakan satu proyeksi yaitu AP (erect), central ray
horizontal tegak lurus kearah kaset central point 7,5 dibawah jugular notch, kaset
ukuran 35x43 cm alasan hanya menggunakan satu proyeksi saja dikarenakan dengan
proyeksi AP (erect) sudah mampu menampakan media kontras mengisi daerah
oesophagus, gester, sebagaian duodenum dan dapat menegakan diagnosa.
Kesimpulan: Persiapan pasien pemeriksaan Oesophagus Maag Duodenum yang
dilakukan di rumah sakit tersebut yaitu sehari sebelum pemeriksaan pasien cukup puasa
selama 6 jam, alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan adalah air, barium (air
30 ml dan barium 30 gr), proyeksi yang digunakan untuk pemeriksaan OMD AP,RPO,
dan LPO, sedangkan pada saat pemeriksaan tersebut hanya menggunakan satu proyeksi
yaitu AP (erect) karena proyeksi tersebut sudah dapat menegakan diagnosa.