Institusion
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
Author
IGMAMUDIN, M.FAIZ
Subject
RV Botanic, Thomsonian, and eclectic medicine
Datestamp
2022-04-08 03:31:35
Abstract :
Berdasarkan data WHO Non Communicable Disease di Asia
Tenggaradiperkirakan bahwa 1,4 juta orang meninggal dunia karena penyakit paru
kronik dimana 86% disebabkan karena penyakit paru obstruktif kronik, dan 7,8%
disebabkan karena asma. WHO fact sheet 2011 menyebutkan bahwa terdapat 235 juta
orang menderita asma di dunia, 80% berada di negara dengan pendapatan rendah dan
menengah, termasuk Indonesia. Penyakit saluran pernapasan yang menyebabkan
kematian terbesar adalah Tuberculosis (7,5%) dan Lower Tract Respiratory Disease
(5,1%) (Tatik Setiyarini,2016).
Peak Flow Meter (PFM) adalah alat untuk mengukur jumlah aliran udara dalam
jalan napas (PEFR) dan untuk mendeteksi penyakit asma. Nilai PEFR dapat
dipengaruhi beberapa faktor misalnya usia, kekuatan otot pernapasan, tinggi badan dan
jenis kelamin. Pengukuran jalan napas digunakan untuk mengukur kondisi pasien yang
menderita penyakit asma.
Penulis bertujuan membuat alat ini agar dapat mengetahui cara merancang dan
membuat alat peak flow meter, mengukur arus puncak pernafasan dan dapat
mengetahui cara kerja dari FLOW SENSOR. Metode yang di gunakan penulis yaitu
rancang bangun atau membuat alat peak flow meter. Hasil yang di dapatkan oleh
penulis yaitu hasil akhir pengukuran pada nilai PEFR. Pada peak flow meter ini
memiliki nilai error 1,7% dengan nilai error maksimum dari datasheet sensor sebesar
10%. sehingga alat ini bisa dikatakan baik untuk mendeteksi penyakit asma.Maka
dapat disimpulkan bahwa alat peak flow meter ini layak dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan.