Abstract :
Latar belakang:Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dalam intelektualnya yang disebabkan karena keterbatasan IQ pada anak.Keterbatasan/ kekurangan tersebut salah satunya dalam kemampuan merawat dirinya sendiri,Untuk mengurangi hambatan bagi anak tunagrahita dalam kegiatan sehari-hari (bina diri) dapat dilakukan dengan memberikan terapi yaitu dengan occupasional theraphy (terapi okupasi).Tujuan:Menyusun resume asuhan keperawatan dalam pemberian terapi okupasi bina diri pada pasien tunagrahita. Metodologi: penelitian ini adalah deskriptif dengan metode studi kasus dalam bentuk rancangan one grup pretest postest. Hasil:Sebelum dilakukan terapi okupasi bina diri kedua responden membutuhkan bantuan dalam melakukan perawatan diri dalam hal: mandi, cuci tangan, menggosok gigi, memakai baju ,menyisir rambut,memakai sepatu mengambil makan dan minum,ketoilet,dan kontinensia. Setelah dilakukan terapi okupasi selama 3 hari Kemandirian perawatan diri pada responden 1: mengambil makanan dan makan,berhias/berpakaian: mengambil dan memakai baju, menyisir rambut, memakai dan melepas sepatu, mandi ,menggosok gigi, pergi ketoilet, secara mandiri. Pada responden 2: mengambil makanan dan makan, berhias/berpakaian: mengambil dan memakai baju , menyisir rambut , memakai dan melepas sepatu ,mandi, menggosok gigi pergi ketoilet secara mandiri. Kesimpulan: didapatkan kedua responden bahwa terapi okupasi bina diri mampu meningkatkan kemandirian pada anak tunagrahita.