Abstract :
Ketidakmampuan seseorang melihat obyek dekat dengan jelas dapat terjadi
oleh beberapa macam sebab, antara lain karena Presbiopia. Sedangkan ketidak
mampuan seseorang melihat obyek jauh dengan jelas dapat terjadi oleh beberapa
macam sebab, antara lain karena matanya berstatus refraksi astigmatisma.
Konsep dasar paling sederhana untuk menanggulangi gangguan penglihatan
pada penderita Presbiopia dengan status refraksi Miopia adalah dengan
memberikan kacamata sebagai alat bantu penglihatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur
pemeriksaan refraksi subyektif pada penderita Presbopia dengan status refraksi
Astigmatisma. Pengetahuan ini sangat penting untuk dapat dipahami, karena
melalui pemeriksaan refraksi subyektif inilah ukuran kacamata itu ditentukan agar
dapat dijadikan sebagai alat bantu penglihatan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif melalui
pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
skunder dan data primer. Data skunder diperoleh melalui studi dokumentasi dan
studi pustaka. Sedangkan data primer diperoleh melalui studi survei di RSU Griya
Husada Madiun.
Hasil penelitian menunjukan, bahwa 20% dari jumlah pasien yang
mendapatkan pemeriksaan refraksi subyektif di RSU Griya Husada Madiun adalah
penderita Presbiopia dengan status refraksi astigmatisma. Sedangkan prosedur
pemeriksaan refraksi subyektif dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Anamnesa, inspeksi observasi, cover test, lensmetri, uji bikromatik, uji visus,
koreksi visus monokuler, koreksi visus binokuler, uji batang Maddox, penetapan
status refraksi/diagnosa dan penulisan resep kacamata.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari
pemeriksaan refraksi subyektif pada penderita Presbyopia dengan status refraksi
astigmatisma ini adalah untuk mengetahui ukuran lensa yang sesuai, agar
kacamata yang dibuat dengan ukuran tersebut dapat difungsikan sebagai alat
bantu penglihatan.