Abstract :
Worth mengklasifikasikan tingkatan penglihatan binokular tunggal menjadi tiga, yaitu
persepsi simultan, fusi dan stereopsis. Stereopsis atau ketajaman penglihatan stereoskopis
berfungsi untuk melihat dan menginterpretasikan suatu objek dengan persepsi kedalaman tiga
dimensi. Ketajaman penglihatan stereoskopis atau stereoakuitas dapat diperiksa secara
kuantitatif melalui instrument TNO stereoscopic test. Nilai stereoakuitas dapat menurun akibat
ametropia , anisometropia, strabismus dan ambliopia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai stereoakuitas pada penderita
miopia anak usia sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan
pendekatan studi kasus pada pembahasan. Data primer diperoleh melalui pemeriksaan di Optik
Indo Salatiga bulan Oktober 2018- Februari 2019.
Hasil penelitian menunjukkan dari 60 sampel penelitian, 50 anak (83.3%) mendapatkan
hasil stereoakuitas subnormal. Subjek penelitian dengan miopia sedang dan tinggi memiliki nilai
stereoakuitas antara 120 hingga >480 arcsec.
Kesimpulan penelitian ini adalah derajat dioptri miopia mempengaruhi kualitas
penglihatan stereoskopis dan menurunkan nilai stereoakuitas secara kuantitatif. Semakin tinggi
derajat dioptri miopia pada penderita semakin rendah ketajaman penglihatan stereoskopisnya
meskipun masih dapat melihat secara normal.