Abstract :
Myopia merupakan suatu keadaan dimana sinar-sinar sejajar yang
memasuki bola mata dibiaskan oleh media refrakta tidak tepat pada retina
Sedangkan untuk koreksi dengan spheris yang sekecil-kecilnya
menghasilkan visus terbaik
Pada umumnya untuk myopia diberikan koreksi penuh yang harus
dipakai terus menerus, baik untuk pengelihatan jauh maupun dekat
Dengan demikian mata dalam keadaan normal baik visus maupun
akomodasi
Presbyopia merupakan gangguan pengelihatan dekat yang akan
dialami oleh semua orang dimana kemampuan mata dalam
berakomondasi berkurang atau hilang, biasanya terjadi pada saat orang
berusia diatas 40 tahun. Untuk menanggulangi presbyopia maka
digunakan lensa dengan addition S+1.00 s/d S+3.00 yang disesuaikan
dengan kebutuhan untuk menambah kekuatan lensa yang berkurang oleh
faktor usia
Penelitian ini dilaksanakan di Optik Sa Ismail Semarang dengan
observasional deskriptif, sedangkan dalam pelaksanaannya
memanfaatkan teknik study kasus.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah penderita gangguan
penglihatan sebesar 29,20% adalah penderita presbyopia. Dari jumah
tersebut status refraksi Myopia (39,82%), hypermetropia (23,89%), dan
emetropia (7,08%).
Penentuan hasil refraksi dapat dilakukan dengan pemeriksaan koreksi
monokuler dan dan reading test dengan lensa koreksi Addisi agar tercipta
hasil pemeriksaan yang terbaik untuk pengelihatan