Abstract :
Manusia dilengkapi dengan Panca Indera sebagai alat untuk mengenal dunia
lingkungan sekitar. Panca Indera tersebut adalah : Mata, Telinga, Hidung, Lidah dan Kulit.
Mata sebagai indera penglihatan dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas
cahaya pada retina, dan dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan
rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. Mata memiliki peran yang
sangat penting untuk menunjang kehidupan dan produktifitas manusia.
Gangguan penglihatan atau disebut sebagai Kelainan Refraksi / Ametropia adalah
akibat kerusakan pada akomadasi visuil, yang dapat diakibatkan oleh perubahan biji mata,
maupun kelainan pada lensa. Ametropia meliputi Hypermetropia, Myopia dan Astigmatisme.
Seorang Refraksionis Optisien dituntut menguasai keahlian untuk melakukan
pemeriksaan refraksi, baik pemeriksaan refraksi objektif maupun pemeriksaan refraksi
subjektif dengan baik dan benar. Secara singkat metode pemeriksaan refraksi yang harus
dikuasai adalah pemeriksaan refraksi objektif dengan Autorefractometer atau Streak
Retinoscope, sedangkan pemeriksaan refraksi subjektif adalah dengan Trial Set yang terdiri
dari Trial Frame dan Trial Lens atau dengan Phoroptor dengan objek uji Snellen Chart.
Profesionalisme seorang Refraksionis Optisien sangat bermanfaat bagi kesehatan
mata masyarakat, baik sebagai deteksi dini maupun koreksi ametropia.