Abstract :
Seseorang dalam melihat obyek dekat dapat mengalami gangguan
dengan jelas dikarenakan oleh presbyopia, sedangkan ketidakmampuan
seseorang melihat obyek jauh dekat dengan jelas dapat terjadi oleh
beberapa macam sebab, antara lain karna matanya berstatus refraksi
hypermetropia. Konsep dasar paling sederhana untuk menanggulangi
gangguan penglihatan pada penderita presbyopia dengan staatus refraksi
hypermetropia adalah dengan memberikan kacamata sebagai alat bantu
penglihatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur
pemeriksaan refraksi subyektif pada penderita presbyopia dengan status
refraksi hypermetropia. Pengetahuan ini sangat penting untuk dapat
dipahami, karna melalui pemeriksaan refraksi subyektif inilah ukuran
kacamata itu ditentukan agar dapat dijadikan sebagai alat bantu
penglihatan.
Peneliti ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif
melalui pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh melalui
studi dokumentasi dan studi pustaka. Sedangkan data primer diperoleh
melalui studi survei di Optik Cahaya Demak.
Hasil penelitian menunjukan, bahwa 24.1% dari jumlah konsumen
yang mendapatkan pemeriksaan refraksi subyektif di Optik Cahaya
Demak adalah penderita presbyopia dengan status refraksi
hypermetropia. Sedangkan prosedur pemeriksaan refraksi subyektif
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Anamnesa,
inspeksi/observasi, cover test, lensmetri, uji bikromatik, uji visus, koreksi
visus monokuler, koreksi visus binokuler, uji batang maddox, penetapan
status refraksi/diagnosa, penulisan resep kacamata.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk
menetapkan ukuran kacamata baca bagi penderita presbyopia dengan
status refraksi hypermetropia, merupakan penjumlahan antara ukuran
kacamata jauh dan adisi (add).