DETAIL DOCUMENT
Hubungan antara kompetensi kecerdasan emosi dan sistem penilaian kinerja dengan kenyamanan supervisor dalam melakukan penilaian kinerja
Total View This Week46
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author

Subject
S2 Psikologi 
Datestamp
2019-07-16 00:00:00 
Abstract :
(ABSTRAKSI) Penilaian kinerja memiliki peran penting dalam manajemen sumber daya manusia. Hasil penilaian supervisor terhadap kinerja bawahan menggambarkan keputusan penting yang memberikan pengaruh kuat dalam kegiatan sumber daya manusia dan hasilnya. Namun, penilaian kinerja merupakan proses yang sangat emosinal, dengan masalah utama adalah keterlibatan emosi supervisor dalam pelaksanaannya. Sebagian besar supervisor merasakan ketidaknyamanan dengan proses penilaian kinerja, terutama saat pemberian feedback kinerja. Ketelibatan emosi supervisor menimbulkan kelemahan pelaksanaan penilaian kinerja. Hal itulah yang mendorong perlu diberikannya program pelatihan mengenai manajemen emosi bagi para supervisor dan dukungan dari pihak manajemen. Salah satu cara manajemen emosi yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan memiliki kecerdasan emosi, yang memiliki hubungan dengan konsep-konsep kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan. Tiga kompetensi utama dalam kecerdasan emosi adalah kesadaran diri, kegembiraan emosional, dan motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kompetensi kecerdasan emosi dengan tingkat kenyamanan supervisor dalam melakukan proses penilaian kinerja. Selain itu penelitian ini juga memasukkan sebuah variabel kontekstual yang mencirikan suasana penilaian kinerja yaitu dukungan manajemen, yang berupa sistem penilaian kinerja. Sistem penilaian kinerja yang efektif akan mempermudah tugas supervisor dalam melakukan penilaian kinerja, sehingga mampu mengurangi kendala emosional akibat harus berhadapan dengan atmosfir penilaian yang mungkin menimbulkan konflik dengan bawahan. Subyek penelitian adalah 78 supervisor di Bank BRI Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang bertanggung jawab terhadap penilaian kinerja dan memberikan feedback kinerja kepada bawahan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi sederhana menujukkan bahwa masing-masing kompetensi kesadaran diri, kegembiraan emosional, dan motivasi yang semakin tinggi menghasilkan hubungan yang positif dan sangat signifikan dengan tingkat kenyamanan supervisor dalam melakukan proses penilaian kinerja. Regresi sederhana juga menunjukkan hubungan positif antara sistem penilaian kinerja dengan tingkat kenyamanan supervisor. Hasil regresi berganda dengan metode stepwise, menujukkan bahwa hanya kompetensi motivasi yang signifikan sebagai prediktor tingkat kenyamanan supervisor, dan faktor optimisme merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat kenyamanan supervisor. Regresi berganda stepwise juga menunjukkan bahwa media penilaian yang digunakan perusahaan merupakan faktor yang paling signifikan mempengaruhi tingkat kenyamanan supervisor. Penjelasan hasil penelitian dibahas juga dalam tulisan ini. (ABSTRACT) Performance appraisal had an important role in human resource management. Supervisor’s ratings of subordinates represented important decisions that gave strong influence in human resources actions and outcomes. However, performance appraisal was an emotional process, where the core problem mostly came from supervisor’s emotions. Most supervisors’ feeling discomfort in appraising process came from giving performance feedback. Supervisor’s emotions made the process ineffective. To overcome this situation, management should support supervisor by providing training in emotional management. This research proposed emotional intelligence (EI), which associated with competency concept related to jobs, as emotional management training. Three-core emotional intelligent competencies were tested in this research: selfawareness, emotional resilience, and motivation. This study was aimed to examine the relationship between among each of the three EI competencies and supervisor’s comfort in performance appraisal process. It also included performance appraisal system, as a contextual variable, which characterized performance appraisal situation. An effective performance appraisal system helped supervisor in doing the appraisal and decreased the emotional barriers in facing appraisal atmosphere, which potentially could cause conflicts with subordinates. Subjects for this study were 78 supervisors in BRI Bank Yogyakarta, who had responsibilities in appraising and providing performance feedback to their subordinates. Simple regression analysis demonstrated a significant relationship between each of EI competencies (self-awareness, emotional resilience, motivation) and supervisor’s comfort level in doing performance appraisal process. It also revealed a significant relationship between performance appraisal system and supervisors comfort level. The stepwise regression analysis demonstrated only motivation which significantly predicts the supervisors comfort level, and optimism was the most dominant factor in predicting the level of supervisor’s comfort. It also revealed that rating media was the most significant factor, which predicted the level of supervisor’s comfort. The explanations of  

Institution Info

Universitas Gadjah Mada