DETAIL DOCUMENT
Perancangan laboratorium dan kinerja campuran beton aspal (AC-Wearing Course) yang menggunakan agregat bernilai abrasi tinggi (kurang lebih 50 persen) yang diperbaiki dengan serat limbah plastik foam (Jenis polystyrene-PS)
Total View This Week41
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author

Subject
Magister Sistem dan Teknik Transportasi 
Datestamp
2019-07-16 00:00:00 
Abstract :
(ABSTRAKSI) Beton aspal merupakan jenis lapis perkerasan lentur yang tersusun dari material aspal dan agregat sebagai bagian terbesar dari campuran. Pesatnya pembangunan di bidang transportasi khususnya jalan raya, membawa konsekuensi semakin sulitnya mendapatkan agregat yang memenuhi persyaratan nilai abrasi. Perbaikan terhadap kualitas agregat tersebut mutlak diperlukan untuk mendapatkan kinerja perkerasan yang diharapkan. Usaha pelapisan agregat dilakukan dengan memanfaatkan limbah plastik foam (jenis polystyrene) yang banyak dijumpai di sekitar kita (antara lain bekas pembungkus makanan dan barang elektronik). Perancangan laboratorium dimulai dengan memperbaiki nilai abrasi agregat kasar yang ada (± 50%) dengan pelapisan serat limbah plastik foam (jenis polystyrene-PS). Variasi kadar plastik yang digunakan 1% (variasi I), 2% (variasi II) dan 3% (variasi III) terhadap berat agregat kasar, sedangkan variasi kadar aspal untuk memperoleh Kadar Aspal Optimum (KAO) adalah 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5% dan 7,0%. Selanjutnya kinerja campuran beton aspal (AC-WC) pada KAO ditentukan dengan metode Marshall pada kondisi perendamanan standar, 24 jam dan 48 jam untuk mengetahui stabilitas dan durabilitasnya, Refusal Density dan Cantabro Test untuk mengetahui batas kekuatan hancur campuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan serat plastik foam pada agregat kasar dengan ketiga variasi kadar plastik tersebut dapat memperbaiki nilai abrasinya berturut-turut menjadi 45,40%, 43,31% dan 39,15% dengan KAO sebesar 5,7%, 5,9% dan 6,1%. Nilai stabilitas variasi I sebesar 1.695,6 kg, variasi II sebesar 2.016,9 kg dan variasi III sebesar 2.153,2 kg, sedangkan tingkat durabilitas campuran 89,25% sampai 98,40% pada perendaman 24 jam dan 86,19% sampai 96,17% pada perendaman 48 jam. Nilai VITM pada kepadatan mutlak dari 1,18% sampai 1,61%, sedangkan indeks stabilitas sisa setelah pengujian Cantabro pada ketiga variasi menjadi 48,08%, 48,60% dan 56,21%. Hasil tersebut menunjukkan kinerja campuran beton aspal (AC-WC) yang diteliti meningkat, meskipun belum memenuhi spesifikasi Departemen Kimprasil (2000) untuk katagori beban lalulintas sedang (> 0,5 juta ESA dan < 1 juta ESA). (ABSTRACT) Asphaltic concrete is a type of flexible pavement that composed of asphalt and aggregate as the major parts of the mix. Due to the rapid development of transportation sector, especially highways, it is more difficult to obtain aggregate that meets required abrasion value. Aggregate quality improvement is essential to obtain the expected pavement performance. One effort of aggregate coating is by utilizing waste plastic foam (polystyrene type), which is plenty to be found (among others in the forms of plastic food packages and electronic wrappings). Laboratory design started with improving coarse aggregate abrasion value (±50%) by waste plastic foam fibre coating (polystyrene-PS type). Plastic content variations used in the analysis were 1% (variation I), 2% (variation II), and 3% (variation III) of the coarse aggregate weight, whereas the variations of asphalt content to obtain the optimum asphalt content (OAC) were at 5.0%, 5.5%, 6.0%, 6.5%, and 7.0%. Subsequently, the asphaltic concrete (AC-WC) mix performance at OAC was determined using the Marshall method on standard, 24 hours and 48 hours immersion condition to find the mix stability and durability, refusal density and Cantabro test to determine the mix impacted strength limit. The analysis results showed that the plastic foam fibre coating for coarse aggregate using the three variations of plastic content improved the abrasion value up to 45.40%, 43.31%, and 39.15% respectively, with the OAC were 5.7%, 5.9% and 6.1%. Stability value for variation I showed 1,695.6 kg, 2,016.9 kg for variation II and 2,153.2 kg for variation III. The durability levels of the mix was 89.25%–98.40% for 24 hour immersion and 86.19%- 96.17% for 48 hour immersion. The VITM values on refusal density were 1.18%-1.61%, with retained stability index after Cantabro test for the three variations were 48.08%, 48.60%, and 56.21%. These results showed that the asphaltic concrete (AC-WC) performance increases, although it was not satisfy to the specification of the Kimpraswil Department (2000) for medium traffic load category (>0.5 million ESA and < 1 million ESA). 

Institution Info

Universitas Gadjah Mada