DETAIL DOCUMENT
Analisis struktur modal optimal perusahaan di Industri Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga :: PT Unilever Indonesia Tbk, PT Mandom Indonesia Tbk, PT Mustika Ratu Tbk
Total View This Week80
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author

Subject
Magister Manajemen 
Datestamp
2019-07-16 00:00:00 
Abstract :
(ABSTRAKSI) Struktur modal adalah bauran sumber pendanaan permanen (jangka panjang) yang digunakan perusahaan yaitu antara utang dan modal sendiri. Masalah struktur modal berkaitan dengan keputusan pendanaan yang memiliki implikasi pada tingkat kemakmuran pemegang saham, karena itu sangat penting. Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran sumber dana (financing mix) permanen yang optimal. Struktur modal optimal ialah kemampuan perusahaan untuk menentukkan kombinasi dari beberapa alternatif pendanaan. Tolok ukur struktur modal optimal adalah bauran yang ideal antara utang dan modal sendiri (saham biasa dan laba ditahan) yang menghasilkan biaya modal minimum dan nilai perusahaan maksimal. Penelitian ini dibuat dengan analisis studi kasus untuk melihat perbedaan keputusan struktur modal antara perusahaan multinasional (PT Unilever Indonesia Tbk), joint venture (PT Mandom Indonesia Tbk), dan perusahaan domestik (PT Mustika Ratu Tbk). Penelitian ini melakukan penilaian dan pengukuran struktur modal optimal masing-masing perusahaan dengan periode pengamatan antara tahun 1999-2003. Ketiga perusahaan tersebut bergerak pada industri yang sama yakni industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan: 1. Meneliti tentang struktur modal tiga perusahaan: PT Unilever Indonesia Tbk, PT Mandom Indonesia Tbk, dan PT Mustika Ratu. 2. Mengindetifikasi beberapa karakateristik yang mempengaruhi struktur modal antara perusahaan multinasional, perusahaan joint venture, perusahaan domestik. Hasil kesimpulan dari analisis dalam penelitian ini adalah sbb: 1. PT Unilever Indonesia Tbk selama periode pengamatan tidak menghasilkan struktur modal yang optimal. Pada tahun 1999 kebijakan struktur modal PT Unilever Indonesia Tbk adalah utang jangka panjang 24,68%, Saham Biasa 62,77%, dan laba ditahan 12,55%. Struktur modal tersebut menghasilkan WACC 45,53% dan nilai perusahaan Rp 1.182.459.425.094. Sedangkan struktur modal yang optimal adalah utang jangka panjang 90% dan modal sendiri (saham biasa dan laba ditahan)10% yang menghasilkan WACC 26,91% dan nilai perusahaan Rp 2.057.110.151.413. Pada tahun 2000 kebijakan struktur modal PT Unilever Indonesia Tbk dimana utang jangka panjang 23,47%, saham biasa 63.78%, dan laba ditahan 12,67%. Struktur modal tersebut menghasilkan WACC 47,97% dan nilai perusahaan Rp 1.512.661.750.515. Sedangkan struktur modal yang optimal dengan utang jangka panjang 90% dan modal sendiri (saham biasa dan laba ditahan) 10% yang menghasilkan WACC 20,07% dan nilai perusahaan Rp 3.552.356.135.718. Di tahun 2001 kebijakan struktur modal PT Unilever Indonesia Tbk adalah utang jangka panjang 24,51%, saham preferen 5,30%, saham biasa 58,49%, dan laba ditahan 11,70%. Struktur modal tersebut menghasilkan WACC 41,83% dan nilai perusahaan Rp 1.985.876.240.218. Sedangkan struktur modal yang optimal adalah utang jangka panjang 90% dan modal sendiri (saham biasa dan laba ditahan) 10% yang menghasilkan WACC 20,20% dan nilai perusahaan Rp 4.084.552.769.044. Tahun 2002 kebijakan struktur modal PT Unilever Indonesia Tbk adalah utang jangka panjang 23,11%, saham preferen 13,62%, saham biasa 52,73%, dan laba ditahan 10,55%. Struktur modal tersebut menghasilkan WACC 49,30% dan nilai perusahaan Rp 1.862.967.527.790. Sedangkan Struktur modal yang optimal adalah utang jangka panjang 90% dan modal sendiri (saham biasa dan laba ditahan) 10% yang menghasilkan WACC 19,20% dan nilai perusahaan Rp 4.795.600.412.461. Pada tahun 2003 kebijakan struktur modal PT Unilever Indonesia Tbk adalah utang jangka panjang 24,67% saham preferen 6,57%, saham biasa 57,30%, dan laba ditahan 10,55%. Struktur modal tersebut menghasilkan WACC 51,57% dan nilai perusahaan Rp 2.371.449.258.647. Sedangkan struktur modal yang optimal adalah utang jangka panjang 90% dan modal sendiri (saham biasa dan laba ditahan) 10% yang menghasilkan WACC 18,04% dan nilai perusahaan Rp 6.787.088.620.225. 2. PT Mandom Indonesia Tbk pada tahun 1999-2001 menghasilkan struktur modal yang optimal, tetapi di tahun 2002 dan 2003 struktur modalnya tidak optimal. Pada tahun 2002 struktur modal PT Mandom Indonesia Tbk adalah utang jangka panjang 0%, saham biasa 83,33%, dan laba ditahan 16,67%. Struktur modal tersebut menghasilkan WACC 18,04% dan nilai perusahaan Rp 325.756.328.389. Sedangkan struktur modal yang optimal adalah utang jangka panjang 90% dan modal sendiri (saham biasa dan ditahan) 10% yang menghasilkan WACC 15,87% dan nilai perusahaan Rp 378. 145.378.103. Pada tahun 2003 kebijakan struktur modal PT Mandom Indonesia Tbk adalah utang jangka panjang 0%, saham biasa 83,33%, dan laba ditahan 16,67%. Struktur modal tersebut menghasilkan WACC 14,83% dan nilai perusahaan Rp 424.754.046.923. Sedangkan struktur modal yang optimal adalah utang jangka panjang 90% dan modal sendiri (saham biasa dan laba ditahan) 10% yang menghasilkan WACC 13,26% dan nilai perusahaan Rp 482 .846.432.510. 3. PT Mustika Ratu Tbk selama periode pengamata 

Institution Info

Universitas Gadjah Mada