Evaluasi hasil terapi dan keamanan obat antidiabetes dan obat sirosis hati pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Oktober-Desember 2006
Total View This Week65
Total View This Week65
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author
Subject
S2 Ilmu Farmasi (Magister Farmasi Klinik)
Datestamp
2019-07-16 00:00:00
Abstract :
(ABSTRAKSI) Pasien sirosis hati juga bisa sekaligus mengidap diabetes melitus (DM) tipe 2 karena adanya resistensi insulin. Gangguan toleransi glukosa umumnya terjadi dan sekitar 20 â 40% mengalami DM tipe 2. Laporan hepatotoksisitas dari obat antidiabetes (OAD) dan ketepatan tatalaksana terapi sirosis hati menjadi latar belakang penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan OAD yang digunakan dalam terapi, yang akan dibandingkan dengan guideline dari FDA. Tujuan lain yaitu untuk mengevaluasi keamanan OAD selama pasien menjalani terapi, serta untuk mengevaluasi hasil terapi pada pasien DM tipe 2 dengan sirosis hati yang menggunakan pilihan OAD tersebut. Obat sirosis hati yang digunakan juga diamati dan evaluasi terapi sirosis hati dinilai dengan 4T+1W (tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat tepat dosis dan waspada efek samping obat). Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional (noneksperimental) dengan pengambilan data secara prospektif menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah semua pasien DM tipe 2 dengan sirosis hati yang dirawat jalan di RSUP Dr. Sardjito selama Oktober â Desember 2006. Data didapat dari rekam medik pada saat pasien kontrol ke poli endokrin dan gastrohepatologi, yang meliputi identitas pasien, peresepan, hasil pemeriksaan glukosa darah dan fungsi hati, serta keluhan pasien saat wawancara dengan pasien. Hasil penelitian ini adalah dari 15 pasien, 7 pasien mendapat insulin (5 pasien insulin tunggal dan 2 pasien kombinasi insulin dengan OAD oral), 4 pasien mendapat sulfonilurea, 2 pasien mendapat kombinasi sulfonilurea dengan metformin dan akarbose, 1 pasien terkontrol diet, dan 1 pasien seharusnya mendapat insulin tapi pasien menolak. Hasil terapi menggunakan OAD tersebut belum bisa mengendalikan glukosa darah pasien. Pemilihan tiazolidindion sebagai OAD lini pertama menurut guideline dari FDA, berbeda dengan pemilihan OAD yang digunakan di RSUP Dr. Sardjito karena tiazolidindion tidak termasuk Daftar Plafon Harga Obat (DPHO). Efek samping metformin dan akarbose masingmasing terjadi pada 1 pasien. Metformin diberikan pada 3 pasien meskipun kontraindikasi menurut guideline tersebut. Efek interaksi obat tidak terjadi pada pasien. Obat sirosis hati yang digunakan yaitu propranolol dan spironolakton. Terapi ini sesuai dengan 4T+1W. (ABSTRACT) Patients with cirrhosis hepatic can also suffer from diabetes mellitus type 2 because of insulin resistance. Impaired glucose tolerance is common and about 20 â 40% have diabetes. Reports on hepatotoxicity of antidiabetic agents and suitability therapy of cirrhosis hepatic become the background the present study. The aim of the study is to know the utilization of antidiabetic agents in therapy, and they will be compared with FDA guideline. Another purpose is to assess the safety of antidiabetic agents when they are used in diabetic type 2 patients with cirrhosis hepatic, and also to assess its therapeutic outcome. Agents for cirrhosis hepatic are also observed. Therapy of cirrhosis hepatic is evaluated based on the suitability for patients condition, indication, drugs of choice, dosage and avoidance of adverse drug reactions. This study used a prospective, descriptive design recruiting all diabetic type 2 outpatients with cirrhosis hepatic enrolling at Dr. Sardjito general hospital from October to December 2006. Data were collected from the medical records of the patients which include patients identity, prescription, laboratory test results of blood glucose and liver func tion, also patient complaints. The results have shown that from the 15 patients, 7 patients receive insulin therapy (5 patients have insulin only and 2 have a combination of insulin and oral antidiabetic), 4 patients obtain sulfonylurea, 2 patients receive a combination of sulfonylurea and metformin or acarbose, dietetic control in 1 patient, and 1 patient refused to receive insulin therapy. By this therapeutic method, in fact, the blood glucose of the patients remained uncontrolled. Thiazolidinedione has been recommended as the first line therapy in the FDA guideline, but because thiazolidinedione is not registered in health assurance, the agent is rarely prescribed in the general hospital. Adverse drug reactions of metformin and acarbose each happened in 1 patient. Metformin was given to 3 patients although contraindicated according to the guideline. The effects of drugs interaction did not happen in the patients. Propranolol and spironolakctone have been used for the treatment of cirrhosis hepatic. Such a therapy is suitable for patients condition, indication, drugs of choice, dosage and avoidance of adverse drug reactions.
(ABSTRAKSI) Pasien sirosis hati juga bisa sekaligus mengidap diabetes melitus (DM) tipe 2 karena adanya resistensi insulin. Gangguan toleransi glukosa umumnya terjadi dan sekitar 20 â 40% mengalami DM tipe 2. Laporan hepatotoksisitas dari obat antidiabetes (OAD) dan ketepatan tatalaksana terapi sirosis hati menjadi latar belakang penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan OAD yang digunakan dalam terapi, yang akan dibandingkan dengan guideline dari FDA. Tujuan lain yaitu untuk mengevaluasi keamanan OAD selama pasien menjalani terapi, serta untuk mengevaluasi hasil terapi pada pasien DM tipe 2 dengan sirosis hati yang menggunakan pilihan OAD tersebut. Obat sirosis hati yang digunakan juga diamati dan evaluasi terapi sirosis hati dinilai dengan 4T+1W (tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat tepat dosis dan waspada efek samping obat). Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional (noneksperimental) dengan pengambilan data secara prospektif menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah semua pasien DM tipe 2 dengan sirosis hati yang dirawat jalan di RSUP Dr. Sardjito selama Oktober â Desember 2006. Data didapat dari rekam medik pada saat pasien kontrol ke poli endokrin dan gastrohepatologi, yang meliputi identitas pasien, peresepan, hasil pemeriksaan glukosa darah dan fungsi hati, serta keluhan pasien saat wawancara dengan pasien. Hasil penelitian ini adalah dari 15 pasien, 7 pasien mendapat insulin (5 pasien insulin tunggal dan 2 pasien kombinasi insulin dengan OAD oral), 4 pasien mendapat sulfonilurea, 2 pasien mendapat kombinasi sulfonilurea dengan metformin dan akarbose, 1 pasien terkontrol diet, dan 1 pasien seharusnya mendapat insulin tapi pasien menolak. Hasil terapi menggunakan OAD tersebut belum bisa mengendalikan glukosa darah pasien. Pemilihan tiazolidindion sebagai OAD lini pertama menurut guideline dari FDA, berbeda dengan pemilihan OAD yang digunakan di RSUP Dr. Sardjito karena tiazolidindion tidak termasuk Daftar Plafon Harga Obat (DPHO). Efek samping metformin dan akarbose masingmasing terjadi pada 1 pasien. Metformin diberikan pada 3 pasien meskipun kontraindikasi menurut guideline tersebut. Efek interaksi obat tidak terjadi pada pasien. Obat sirosis hati yang digunakan yaitu propranolol dan spironolakton. Terapi ini sesuai dengan 4T+1W. (ABSTRACT) Patients with cirrhosis hepatic can also suffer from diabetes mellitus type 2 because of insulin resistance. Impaired glucose tolerance is common and about 20 â 40% have diabetes. Reports on hepatotoxicity of antidiabetic agents and suitability therapy of cirrhosis hepatic become the background the present study. The aim of the study is to know the utilization of antidiabetic agents in therapy, and they will be compared with FDA guideline. Another purpose is to assess the safety of antidiabetic agents when they are used in diabetic type 2 patients with cirrhosis hepatic, and also to assess its therapeutic outcome. Agents for cirrhosis hepatic are also observed. Therapy of cirrhosis hepatic is evaluated based on the suitability for patients condition, indication, drugs of choice, dosage and avoidance of adverse drug reactions. This study used a prospective, descriptive design recruiting all diabetic type 2 outpatients with cirrhosis hepatic enrolling at Dr. Sardjito general hospital from October to December 2006. Data were collected from the medical records of the patients which include patients identity, prescription, laboratory test results of blood glucose and liver func tion, also patient complaints. The results have shown that from the 15 patients, 7 patients receive insulin therapy (5 patients have insulin only and 2 have a combination of insulin and oral antidiabetic), 4 patients obtain sulfonylurea, 2 patients receive a combination of sulfonylurea and metformin or acarbose, dietetic control in 1 patient, and 1 patient refused to receive insulin therapy. By this therapeutic method, in fact, the blood glucose of the patients remained uncontrolled. Thiazolidinedione has been recommended as the first line therapy in the FDA guideline, but because thiazolidinedione is not registered in health assurance, the agent is rarely prescribed in the general hospital. Adverse drug reactions of metformin and acarbose each happened in 1 patient. Metformin was given to 3 patients although contraindicated according to the guideline. The effects of drugs interaction did not happen in the patients. Propranolol and spironolakctone have been used for the treatment of cirrhosis hepatic. Such a therapy is suitable for patients condition, indication, drugs of choice, dosage and avoidance of adverse drug reactions.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
