DETAIL DOCUMENT
Penyandra bentuk tubuh indah dalam masyarakat Jawa
Total View This Week153
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author

Subject
S2 Linguistik 
Datestamp
2019-07-16 00:00:00 
Abstract :
(ABSTRAKSI) Nyandra, membandingkan dua buah benda berdasarkan kemiripan dan kesamaan, tanpa menggunakan kata-kata ‘seperti’ atau ‘bagaikan’. Nyandra dipergunakan masyarakat Jawa untuk menggambarkan sesuatu agar nampak lebih hidup. Salah satu keadaan yang digambarkan dalam nyandra agar nampak lebih hidup adalah pengungkapan keindahan bentuk tubuh. Hal ini sangat terkait dengan pandangan masyarakat Jawa tentang tata krama kesopanan yang menabukan pengungkapan emosi atau perasaan spontan. Dengan adanya pandangan inilah kemudian muncul nyandra yang mempergunakan bahasa berhias-hias atau basa rinengga yang berbentuk metafora. Pokok permasalahan yang akan dibahas adalah (a) bagaimana pembentukan istilah-istilah nyandra secara linguistik; (b) faktor-faktor pembentuk istilah dalam nyandra; (c) cara pandang masyarakat Jawa yang terbaca dari nyandra tersebut. Metode yang dipergunakan dalam tesis ini adalah: (1) metode simak dan wawancara mendalam untuk pengambilan data; (2) metode distribusional untuk mengungkapkan ciri linguistik; (3) metode kontekstual dan etnografis untuk menafsirkan simbol dan makna; (4) penyajian hasil analisis data digunakan metode informal. Penciptaan nyandra sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana tempat masyarakat itu berada dan berinteraksi. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari ekosistem atau lingkungan masyarakat Jawa yang tinggal di tanah vulkanis sehingga sangat subur. Kesuburan tanah tersebutlah yang pada akhirnya membuat masyarakat Jawa bersifat agraris, misalnya alise nanggal sepisan dimana alis dibandingkan dengan bentuk bulan yang baru muncul, irunge ngudup mlathi dimana hidung dibandingkan dengan bentuk bunga melati yang masih kuncup, dan bathuke nyelo cendani dimana dahi dibandingkan dengan kehalusan batu marmer. (ABSTRACT) Nyandra , which is the comparing two things, based on resemblance or similarity, without using “like” or “as”, is used in Javanese society to illustrate something so as to make that particular thing look more alive. One example is how to express the beauty of a human’s body. This is closely-related to the way Javanese society views politeness, in which expressing one’s feelings directly is considered to be taboo. Such a condition has created a certain type of tradition i.e. nyandra where flowery words ‘basa rinengga’ in the form of metaphors are used. The main points presented in this thesis are (a) how to form terms for nyandra linguistically, (b) factors needed to form terms in nyandra, (c) Javanese society's view based on nyandra. Methods used in this research are: (1) recording and indepth interviews to get the data; (2) distributional method to find out linguistic features; (3) contextual and ethnographic methods to interpret symbols and meanings; (4) informal method to present the results of data analysis. The creating of nyandra is highly influenced by the surroundings in which a certain society lives and how the members of this society interact with each other. As the results of the ecosystem and the area where Javanese people live of which mostly are volcanic and fertile, one of the characteristics of metaphores used in nyandra is that the vehicles used are always related to farming and the household e.g. alise nanggal sepisan in which one’s eyebrow is compared with the shapeof the moon on the first date in the Javanese calendar, irunge ngudup mlathi in which one’s nose is compared to the shape of a jasmine flower before blooming, and bathuke nyelo cendani in which one’s forehead is compared with the smoothness of volcanic rock. 

Institution Info

Universitas Gadjah Mada