DETAIL DOCUMENT
Analisis spasial kejadian luar biasa penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Leksono Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo tahun 2009
Total View This Week44
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author

Subject
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat 
Datestamp
2019-07-16 00:00:00 
Abstract :
(ABSTRAKSI) Latar Belakang : Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas. Beberapa faktor risiko terjadinya DBD, meliputi kekebalan individu, virus, serta riwayat genetik penderita, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, kualitas perumahan, pendidikan, penghasilan, mata pencaharian, sikap hidup, kebiasaan hidup, dan perkumpulan atau organisasi masyarakat. Pada Pebruari s/d Maret 2009 di Kelurahan Leksono Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo telah terjadi Kejadian Luar Biasa DBD, dengan kasus sebanyak 19 kasus. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran spasial Kejadian Luar Biasa DBD di Kelurahan Leksono Kecamatan Leksono Tahun 2009. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan analitik dengan rancangan studi case control yang mempunyai tujuan untuk memperoleh gambaran tentang distribusi spasial kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan pendekatan spasial Sistem Informasi Geografis (SIG) dan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian DBD. Alamat penderita diambil titik koordinatnya dengan Global Positioning System (GPS). Kemudian data diolah menggunakan software ArcView, Satscan, Geoda dan Epi Info. Hasil Penelitian : Distribusi kasus DBD menurut tempat terbanyak di Dusun Kauman (11 kasus), distribusi kasus DBD menurut waktu terbanyak pada minggu ke-2 Maret 2009, distribusi kasus DBD menurut orang untuk golongan umur terbanyak golongan umur 15-45 tahun (11 kasus), menurut jenis kelamin terbanyak perempuan (11 kasus), menurut pekerjaan terbanyak pedangang (8 kasus). Untuk analisis cluster Bernouli Model diperoleh 2 kluster dan analisis cluster Space-Time Permutation diperoleh 4 kluster. Tidak ada hubungan antara kepadatan penduduk dengan kasus DBD dan ada hubungan antara Angka Bebas Jentik dengan kasus DBD. Tingkat pengetahuan tentang penyakit DBD untuk kelompok kasus dengan kategori kurang (31,6%), cukup (68,4%) dan kelompok kontrol dengan kategori kurang (26,25%), cukup (23,7%) dan baik (50,0%). Sikap terhadap penyakit DBD untuk kelompok dengan kategori cukup (47,4%) dan baik (52,6%) dan untuk kelompok kontrol dengan kategori cukup (47,4%) dan baik (52,6%). Perilaku terhadap pencegahan penyakit DBD untuk kelompok kasus dengan kategori kurang (5,3%), cukup (78,9%) dan baik (15,8%) dan untuk kelompok kontrol dengan kategori cukup (71,1%) dan baik (28,9%). Kesimpulan : Kasus DBD terbanyak terdapat di lingkungan yang terdapat banyak tempat-tempat umum, dengan penduduk yang mempunyai mobilitas tinggi. Terdapat pengelompokan kasus berdasarkan waktu dan tempat. Kepadatan penduduk tidak berhubungan dengan kasus DBD dan terdapat hubungan Angka Bebas Jentik dengan kasus DBD. (ABSTRACT) Background : Dengue Haemoragic Fever (DBD) is still a health problem for society and it has caused an impact on economic and social as well. The number of cases reported tends to be increased and it spreads at larger area. The risk factors that might cause Dengue Fever are personal immunity, virus, victim’s genetic history, population, society mobility, home quality, education, income, profession, lifestyle, daily activities, and social organization. During February to March 2009 in Leksono village, Leksono sub district, Wonosobo regency, there had been an uncommon dengue fever outbreak with 19 cases. Objectives : To find out the description of the uncommon dengue fever outbreak in Leksono village, Leksono sub district in 2009. Method : The type of the research descriptive analytical, with study design of case control with its objective to get the description about the spacious spread of Dengue Fever case by Geographic Information System (SIG) approach and to find out the correlation between the risk factors and DBD outbreak. The coordinate point of the patients addresses is taken by Global Positioning System (GPS) and the data are processed using ArcView, Satscan, Geoda and Epi Info software. Result : The spread of DBD case based on place mostly found in Kauman (11 cases), the spread of DBD case based on time took place on the second week in March 2009, the spread of DBD case based on victims’ age of between 15-45 years old (11 cases), based on gender the most is woman (11 cases), based on profession the most is merchant (8 cases). The Bernouli Model analysis obtained 2 clusters and Space-Time Permutation obtained 4 clusters. There is no correlation between population and DBD case while there is a correlation between Number of Larva Free and DBD case. The level of knowledge about DBD disease of case cluster categorized as less (31,6%), enough (68,4%) and control cluster categorized as less (26,25%), enough (23,7%) and good (50,0%). The outlook for DBD disease for case cluster categorized as enough (47,4%) and good (52,6%) and for control cluster categorized as enough (47,4%) and good (52,6%). The way to prevent DBD disease for case clu 

Institution Info

Universitas Gadjah Mada