DETAIL DOCUMENT
Mediasi perdamaian dalam tarian Dero :: Studi kasus Kabupaten Poso Sulawesi Tengah
Total View This Week53
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author

Subject
S2 Kajian Budaya dan Media 
Datestamp
2019-07-16 00:00:00 
Abstract :
(ABSTRAKSI) Dero adalah konstruksi realitas budaya Poso, dalam bentuk tari dan lagu, yang merepresentasikan simbol-simbol. Dero memiliki fungsi sebagai media komunikasi sosial untuk menyampaikan ajaran, pendidikan, nasihat, dan informasi kepada setiap masyarakat. Masalah penelitian ini difokuskan pada makna simbol, fungsi simbol dan mediasi perdamaian. Adapun, tujuannya untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mediasi perdamaian dalam tarian dero di Kabupaten Poso. Penelitian ini termasuk jenis studi kasus yang didasarkan pada pendekatan antara teori semiotika dan teori hermeneutika untuk melakukan identifikasi dan interpretasi terhadap makna dan fungsi dero kemudian menggunakan teori liminalitas untuk menganalisis makna dan fungsi dero tersebut sebagai mediasi perdamaian. Secara metodologis, penelitian simbol dalam dero ini bersifat alamiyah karena sumber datanya diamati secara langsung. Data penelitian ini berupa simbol verbal dan simbol nonverbal. Data simbol verbal bersumber pada pada teks-teks kayori dero. Data simbol nonverbal bersumber pada tindakan para pelaku. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara (1) perekaman terhadap dero, (2) pencatatan terhadap peristiwa penting dalam dero dan (3) wawancara informan. Analisis data bersifat deskriptif (descriptif analytic) yaitu menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik fenomena penelitian sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Temuan makna etika dan filosofi dalam simbol verbal dan simbol nonverbal mengacu pada, (1) dalam makna etika ditemukan simbol pada kategori kepedulian; (2) dalam makna filosofi ditemukan simbol pada kategori sikap kebersamaan, sikap keterbukaan, sikap bijaksana, dan sikap kritis; (3) adanya simbol-simbol yang memiliki makna berlapis sesuai dengan konteks yang dilekati sehingga sebuah simbol dapat masuk ke dalam lebih dari satu kategori makna; (4) kategori makna simbol yang sangat menonjol atau dominan dalam dero adalah sikap kebersamaan dan sikap bersatu padu dalam makna filosofi dan (5) masyarakat Poso memiliki pandangan bersatu padu dalam kehidupan sehari-hari, tenang dalam bertindak dan mementingkan kebersamaan. Fungsi dero ditemukan dalam simbol verbal dan simbol nonverbal merujuk sebagai pengetahuan, komunikasi, partisipasi, dan mediasi. Fungsi simbol adalah sebagai berikut (1) sebagai pengetahuan ditemukan fungsi dero pada kategori gagasan kolektif, tatanan masyarakat, pandangan hidup, solidaritas kelompok dan pranata estetika; (2) sebagai komunikasi hanya ditemukan fungsi dero pada kategori komunikasi; (3) sebagai partisipasi ditemukan fungsi dero pada kategori penciptaan peranan masyarakat dan penciptaan pranata status sosial; (4) sebagai mediasi ditemukan fungsi dero pada kategori mediasi pendidikan masyarakat, mediasi kasih sayang, mediasi kebersamaan, dan mediasi ekspresi keindahan. Mediasi perdamaian jika dilihat dari makna simbol dero, mengarah pada kesatupaduan masyarakat untuk membangun Kabupaten Poso dengan tidak terjebak pada masyarakat ‘asli’ dan ‘pendatang’, antara anak-anak dan orang tua, laki-laki dan perempuan, serta pemerintah dan masyarakat sipil. Sementara dari fungsi dero, mediasi perdamaian tercermin dalam sikap kebersamaan yang dilandasi oleh keterbukaan, keinginan untuk maju dan motivasi membangun daerah. Ketiadaan struktur tersebut sebagai wujud struktur baru dengan tidak melihat status, jabatan, usia, golongan dan agama. (ABSTRACT) Dero is reality construction of Poso culture, in the form of singing and dance, represented in symbols. The dero also serves as a means of communication in order to teach, educate, advice and inform values for each community. This research was focused on the study of the meanings, functions of the symbols and peace mediation. This research was aimed at describing and explaining mediation of peace in Poso regency dance in dero. This research can be classified as a case study using approach wihich theories of semiotics and hermeneutics for the identification and interpretation of the meaning and function of liminality dero then use the theory to analyze the meaning and function as a mediating peace dero. Methodologically, this research is natural in characteristics because the primary data were observed directly. The form of symbols in the dero can be divided into verbal and non verbal. The data of verbal symbols were gathered from the dero kayori texts. Meanwhile, the data of non verbal symbols were taken from the actions of the dancers. Data collection was conducted in three ways: (1) recording of the dero, (2) note – taking on the important events, and (3) interview with the informants. Descriptive data analysis (descriptif analytic) is described in a systematic and accurate facts and characteristics of the phenomenon so that research can be drawn a conclusion. The finding meaning in a symbol of ethics and philosophy of verbal and nonverbal symbols refer to, (1) within the meani 

Institution Info

Universitas Gadjah Mada