Abstract :
(ABSTRAKSI) Tanaman Labu (Cucurbita moschata L. ) merupakan tanaman penting di daerah
tropis. Daging buahnya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan dan cita rasa
yang enak, daunnya dapat dijadikan sayuran, bijinya dijadikan obat cacing pita, kuaci
dan air buahnya berguna sebagai penawar racun. Banyak bahan pangan lokal
Indonesia mempunyai potensi gizi dan komponen bioaktif yang baik namun belum
dimanfaatkan secara optimum. Salah satu upaya meningkatkan kualitas labu ini
adalah program pemuliaan untuk mendapatkan produktivitas tinggi. Untuk
mendapatkan labu unggul dilakukan dengan karakterisasi morfologi dan
menganalisis keragaman genetik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui variasi
karakter morfologi, genetik dan hubungan fenetik tanaman labu (C. moschata) yang
ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Karakter morfologi dilakukan dengan
deskripsi pada 18 labu diperoleh 60 karakter fenotip, terdapat 38 karakter fenotip
yang bervariasi pada organ vegetatif dan generatifnya. Hubungan kekerabatan 18
labu yang diamati berbeda dan hasil analisis dendogram menunjukkan bahwa ke-18
labu tidak membentuk satu kelompok berdasarkan daerah asal tetapi
pengelompokannya berdasarkan banyaknya persamaan karakter yang dimiliki.
Karakter molekular dilakukan dengan ekstraksi DNA, selanjutnya dilanjutkan
metoda Random Amplified polymorphic DNA (RAPD) untuk mendapatkan data
molekular berupa fragmen DNA dan dianalisis dengan menggunakan software
NTSYS (Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System) versi 2.1.
Berdasarkan analisis data morfologi diperoleh hasil pengelompokan 18 labu menjadi
dua klaster yaitu klaster A dan klaster B, dan mengelompok pada nilai koefisien 71
%. Berdasarkan hasil analisis data molekular menunjukkan bahwa ke-18 labu
mempunyai variasi genetik di antara labu yang ditunjukkan fragmen polimorfik yaitu
58 fragmen DNA (86,6 %), sedangkan gabungan keduanya mengelompokkan labu
menjadi dua klaster yaitu klaster A dan klaster B yang mengelompok pada nilai
koefisien 73 %. Pengelompokan pada dendogram berdasarkan karakter morfologi,
molekular dan gabungan keduanya mengelompokkan labu menjadi dua klaster besar,
yaitu klaster A dan klaster B dengan nilai koefisien yang berbeda-beda. (ABSTRACT) The pumpkin (Cucurbita moschata L.) is an important plant in tropical areas.
The meat of the fruit can be processed to become various kinds of delicious food; the
leaf can be cooked as vegetable; the seed can function as medicine for tapeworm and
the juice can serve as antidote. There are many local Indonesian food ingredients
with good bioactive components and nutrient potential; yet they are not functioned
optimally. One of the efforts to improve this pumpkin quality is breeding in order to
get high productivity. In order to obtain high-quality pumpkin, morphological
characterization and genetic variation analysis are conducted. The objective of this
research was to study variations of morphological character, genetic and fenetic
relationship of pumpkin (C. moschata) in Yogyakarta Special Province.
Morphological character was conducted by description in 18 pumpkins resulting in
60 fenotipe characters; there were 38 varied fenotipe characters in its vegetative and
generative organ. Family relationship of the 18 observed pumpkins is different and
the result of dendogram analysis shows that those 18 pumpkins do not form one
group based on the origin area but the grouping is based on the number of the same
characters. Molecular character was conducted by DNA extraction, then continued
by Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) method in order to obtain the
molecular data in the form of DNA fragment and analyzed by using NTSYS
(Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System) software version 2.1.
Based on morphological data analysis it is known that those 18 pumpkins are
grouped into two clusters namely cluster A and cluster B, and they group at
coefficient value of 71 %. The result of molecular data analysis shows that those 18
pumpkins have genetic variations among the pumpkins that is shown the
polymorphic fragment namely 58 fragment DNA (86.6 %), while the combination of
the two separates the pumpkins into two clusters at coefficient value of 73 %.
Grouping in dendogram based on morphology, molecular characters and the
combination of those two separate the pumpkins into two big clusters, namely cluster
A and cluster B at different coefficient values.