DETAIL DOCUMENT
INISIASI GERAKAN SOSIAL: Studi Kasus tentang Strategi Hizbut Tahrir Indonesia Membangun Gerakan Sosial di Yogyakarta (1998-2010)
Total View This Week81
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author

Subject
S2 Politik dan Pemerintahan 
Datestamp
2019-07-16 00:00:00 
Abstract :
(ABSTRAKSI) Penelitian ini mengkaji tentang strategi gerakan Hizbut Tahrir Indonesia dalam upaya membangun gerakan sosial di Yogyakarta pada pasca reformasi tahun 1998-2010. Tema ini dilatarbelakangi oleh geliat HTI di Yogyakarta dalam menginisiasi gerakan sosial dengan isu sentral gerakannya yakni Khilafah Islamiyah. Ide mendirikan khilafah tersebut sangat kontroversial di Indonesia, baik bagi umat Muslim terlebih lagi bagi non Muslim, karena khilafah dipandang sebagai sesuatu yang utopis. Penelitian ini menggunakan design studi kasus dengan lokus Propinsi Yogyakarta, karena propinsi ini dikenal sebagai propinsi yang dinamis dan tempat lahirnya berbagai organisasi gerakan Islam. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi HTI membangun gerakan sosial di Yogyakarta yang dikerangkai dengan teori strategi membangun gerakan sosial. HTI sebagai gerakan Islam sedang membangun gerakan sosial, Gerakan sosial menghendaki aksi kolektif, dan HTI menuju pembangunan jaringan gerakan untuk menjadi aksi kolektif dalam mencapai tujuannya untuk menegakkan institusi Khilafah Islamiyah. Untuk tercapainya cita-cita membangun gerakan sosial yang akan memudahkan HTI untuk mencapai tujuan utamanya yakni menegakkan kembali Khilafah Islamiyah, maka HTI menggunakan strategi sebagai berikut: Pertama, membangun dan mobilisasi dukungan dengan tiga model. (a) Pola kaderisasi sebagai bentuk yang informal untuk memperbanyak kadernya di internal. Model kaderisasinya ada dua jenis, yakni secara terbuka (lisan dan tulisan) dan tertutup atau intensif. (b) Pola partisipan sebagai bentuk formal. Pada pola ini, HTI hanya melakukan kerja sama dengan organisasi-organisasi gerakan Islam sebagai bentuk adanya partisipasi organisasi lainnya terhadap gerakan HTI. (c) Membangun jaringan gerakan kepada instansi pemerintah/swasta, serta organisasi lainnya. Kedua, pembingkaian gerakan dengan idiom ‘kita- mereka’ sebagai bentuk pembangunan citra gerakan dan pembingkaian prognostik. Dalam pembingkaian prognostik, HTI mengajukan Islam sebagai solusi terhadap semua permasalahan dan menawarkan Khilafah Islamiyah sebagai suatu sistem bernegara. Selain kedua strategi tersebut, HTI juga menggunakan kesempatan politik yang ada di Indonesia terkhusus Yogyakarta yakni momen reformasi yang bermula dari jatuhnya Soeharto dan adanya sistem demokrasi dalam sistem politik di Indonesia yang menyebabkan HTI bisa dengan leluasa melaksanakan kedua strategi tersebut. Adapun gerakan sosial yang ingin dibentuk oleh HTI adalah gerakan sosial revolusioner, karena gerakan tersebut melakukan perubahan secara total dalam masyarakat yakni mendirikan Khilafah Islamiyah. (ABSTRACT) This study to examines the strategies of movement Hizbut Tahrir Indonesia in an effort to build a social movements in Yogyakarta in 1998-2010. The theme is stimulated by stretching the HTI in Yogyakarta in initiating a social movement with a central issue of the Khilafah Islamiyah movement. The idea is highly controversial in Indonesia, because its viewed as a utopian. This study uses a case study design with the locus of Yogyakarta Province, because the province is known as a dynamic province and birthplace of the various organizations of Islamic movements. The purpose of this study was to determine how the strategies HTI to build a social movements in Yogyakarta are framed by theories of social movement building strategies. HTI as a militant Islamic group is building a social movement, social movement requires collective action, and timber movement towards building a network to be collective action to enforce the Islamic Khilafah. To achieve the goal of building a social movement as a means to achieve its main objective, then the timber using the following strategy: First, build and mobilize support for the three models. (a) The pattern of regeneration as a form of informal to expand its cadres in the internal. (b) The pattern of the participants as a form of formal cooperation with organizations of Islamic movements as a form of participation in other organizations to the movement of timber. (c) Build a network of movements to the government agency / private. Second, the framing of movement with the idiom of 'us-them' as a form of image-building movement and prognostic framing. In prognostic framing, HTI filed Islam as the solution to all problems and offer Khilafah Islamiyah as a stateless system. In addition to these two strategies, HTI also use the existing political opportunity in Indonesia Yogyakarta especially those reforms that began the moment of the fall of Soeharto and the democratic system within the political system in Indonesia that led to the HTI can freely implement both strategies. As for the social movements who want to be formed by HTI is a revolutionary social movement, because the movement to make changes in total community that is establishing the Islamic Khilafah. 

Institution Info

Universitas Gadjah Mada