Abstract :
(ABSTRAKSI) Penganggaran merupakan aktivitas politik, dengan demikian, proses
maupun produknya adalah produk politik, maka tidak tertutup kemungkinan
terjadinya manipulasi, dominasi, pemangkasan, pengambilan keputusan secara
tertutup dan praktik buruk lainnya terkait dengan anggaran. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kontestasi yang terjadi antar perumus kebijakan
anggaran dalam penentuan belanja langsung SKPD, terutama pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci dalam penyusunan APBD tahun 2011.
Perspektif analisis kebijakan yang digunakan adalah politis, dengan jenis
studi kasus melalui metode eksploratif karena disamping menggali berbagai
fenomena yang ditemukan pada objek penelitian terutama argumentasi logika,
rasionalisasi, orientasi dan interaksi aktor-aktor yang terlibat dalam proses
perumusan kebijakan belanja langsung Dinas Pekerjaan Umum dalam penyusunan
APBD Kabupaten Kerinci Tahun 2011, juga menjelaskan mekanisme kebijakan
dan interaksi aktor yang berbeda dalam membahas dan menyepakati agenda dan
anggaran Belanja Langsung SKPD. Teknik pengambilan data dilakukan melalui
melalui wawancara mendalam terhadap aktor yang terlibat dalam perumusan
APBD Kabupaten Kerinci serta studi literatur terhadap dokumen perencanaan dan
penganggaran Tahun 2011.
Logika teoritis yang melandasi penelitian ini bahwa Politik anggaran
adalah suatu proses dimana terjadinya tawar-menawar antara para pelaku dalam
membuat keputusan anggaran, kebijakan diekspresikan melalui proses anggaran;
kelompok kepentingan yang aktif dalam pengambilan keputusan anggaran, tetapi
mereka dikendalikan, atau dapat dikontrol oleh persaingan antara mereka sendiri
dan oleh proses anggaran yang memberikan atau menolak akses mereka untuk
membuat keputusan.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa, kontestasi dalam pembahasan
anggaran Belanja Langsung Dinas Pekerjaan Umum terjadi karena ketidakseimbangan
kepentingan antar aktor legislatif dan eksekutif yang terlibat dalam
pembahasannya. Kontestasi yang terjadi antara legislatif (Badan Anggaran dan
Komisi III DPRD) dengan eksekutif (TAPD dan Dinas Pekerjaan Umum)
dianalogikan sebagai pekerjaan âbisik-bisikâatau kolaborasi tertutup. Karena
secara aktual relasi kedua aktor ini terjadi secara harmoni, menghindari konflik
serta saling menjaga kepentingan masing-masing. Dalam penelitian ini juga
terlihat bahwa, jumlah legislator yang mewakili wilayahnya menjadi faktor
penentu masuknya aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya dalam agenda
pembahasan anggaran, karena kontestasi yang terjadi kemudian menempatkan
DPRD sebagai aktor dominan dalam pembahasan anggaran. Hal ini justru
menyebabkan terjadinya disparitas terhadap daerah pemilihan lainnya yang
memiliki anggota legislatif yang sedikit. Kebijakan anggaran mengalir dari
kepentingan para aktor eksekutif dan legislatif dan turun kepada masyarakat,
bukannya dari kepentingan masyarakat naik mempengaruhi pandangan dan nilai
dari aktor tersebut. Akibatnya kemudian, keberpihakan anggaran kepada
kepentingan masyarakat sangat minim dan bisa juga dikatakan tidak sama sekali.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar Agar Pemerintah Daerah
memberikan akses yang luas kepada masyarakat bersama-sama dengan LSM yang
peduli dengan anggaran publik di Kabupaten Kerinci untuk terlibat secara aktif
dan mengawal setiap proses perencanaan dan penganggaran daerah. (ABSTRACT) Budgeting is a political activity, thus, process or product is a product of the
politics, and there is a possibility of manipulation, domination, pruning, decisionmaking
in the bad practices of private and other budget-related. This research
aims to determine the contestation that occurs between the policy makers in
determining of the development expenditure budget for agency, especially on the
Public Works Service of Kerinci Regency in 2011.
The policy analysis used by political perspective, which is case studies
type, through exploratory methods as well as explore the various phenomena that
are found on the object of research mainly logical argumentation, rationalization,
orientation and interaction of actors involved in policy formulation process direct
expenditure in the preparation of the Public Works Service Kerinci Regency
budget Year 2011, also explained the policy mechanisms and interactions of
different actors in discussing and agreeing the agenda and Direct expenditure
budget for agency. The data was collected through in-depth interviews of actors
involved and literature study of the document of planning and budgeting in 2011.
Theoretical logic that underlies this study that the budget Politics is a
process in which the occurrence of bargaining between actors in making budget
decisions, the policy is expressed through the budget process; interest groups are
active in making budget decisions, but they are controlled, or can be controlled by
competition between their own and by the budget process that grant or deny
access to them to make decisions.
From the results of thi