EFEK SITOTOKSIK, ANTIPROLIFERATIF DAN APOPTOSIS
SERUM TIKUS (Rattus novergicus Berkenhout, 1769) DIBERI
SERBUK TOKEK (Gekko gecko, L) PER ORAL
TERHADAP SEL WiDr
Total View This Week40
Total View This Week40
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author
Subject
S2 Biologi
Datestamp
2019-07-16 00:00:00
Abstract :
(ABSTRAKSI) Tokek merupakan salah satu reptil yang digunakan sebagai obat tradisional China yang dilaporkan mempunyai kemampuan sebagai antitumor. Analisis proksimat yang dilakukan pada beberapa bagian tubuh tokek menunjukkan kandungan yang berbeda pada organ kepala, badan, ekor dan tungkai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sitotoksik serbuk tokek dan kemampuannya dalam menghambat proliferasi serta memacu apoptosis sel WiDr. Serbuk tokek di perlakukan secara in vivo pada tikus putih (Rattus novergicus) SD betina umur 2 bulan. Dua belas tikus diperlakukan dengan serbuk tokek dari bagian kepala, badan, dan ekor+tungkai masing-masing 3 ulangan dengan dosis 9 g/ kg per hari serta kontrol (plasebo) diberikan per oral 2 kali sehari. Serum darah tikus tersebut di ujikan secara in vitro pada sel WiDr. Sel WiDr sebagai subyek uji dikelompokkan menjadi: kelompok perlakuan, kontrol sel, kontrol positif, dan kontrol media, masing-masing dengan 3 ulangan. Konsentrasi serum yang digunakan adalah 4 seri konsentrasi yaitu 50(v/v), 25(v/v), 12,5(v/v), dan 6,25(v/v), konsentrasi doxorubicin yang digunakan adalah 6,25, 3,125, 1,6125 dan 0,78125 µg/ mL. Uji sitotoksisitas menggunakan metode MTT. Pengamatan kinetika proliferasi menggunakan uji doubling time dengan inkubasi selama 0, 24, 48 dan 72 jam. Selanjutnya dilakukan uji apoptosis dengan metode doublestaining. Hasil uji sitotoksisitas menunjukkan bahwa serbuk tokekbagian badan bersifat toksik terhadap sel WiDr. Pada uji sitotoksisitas menunjukkan IC50 serbuk tokek bagian badan diperoleh pada konsentrasi 7,914%. Hasil Anava (α= 0,05) uji sitotoksik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. Hasil pengamatan kinetika proliferasi sel menunjukkan serbuk tokek bagian badan paling efektif dalam menghambat proliferasi sel WiDr pada konsentrasi 50(v/v) jam ke-48 menghambat proliferasi sel sebesar 61%, hasil uji Anava (α= 0,05) tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan pada waktu inkubasi 0 dan 24 jam, namun pada uji LSD terdapat perbedaan nyata pada waktu inkubasi 48 dan 72 jam antara perlakuan serum tikus dengan diberi serbuk tokek bagian badan pada konsentrasi 50 (v/v) dengan kelompok perlakuan lainnya dan doxorubicin dengan kelompok perlakuan. Data apoptosis pengamatan morfologi sel WiDr dengan pewarnaan double staining menunjukkan serbuk tokek dari bagian badan paling efektif dalam memacu apoptosis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah serum tikus putih yang diperlakukan dengan serbuk tokek bagian badan bersifat toksik dan mampu menghambat proliferasi serta memacu apoptosis sel WiDr. (ABSTRACT) of Gecko is one of the reptiles are used as traditional Chinese medicine which has been reported as antitumor capabilities. Proximate analysis is performed on some parts of the body geckos show different content in the organs of the head, body, tail and legs gecko. The purpose of this study was to determine the cytotoxic effect of powder gecko and its ability to inhibit proliferation and stimulate apoptosis of WiDr cells. Geckos in the treated powder in vivo in the rat (Rattus novergicus) SD female age 2 months. Mice treated with powdered gecko the head, body, legs and tail with a dose of 9 g / kg body weight per day as long as 7 days as well as the control (placebo) administered orally 2 times a day. Then the rat blood serum was tested in vitro on WiDr cells. WiDr cells as test subjects are grouped into: the treatment group, the control cells, positive control, and control of media, each with three replications. Serum concentrations used were 4 series of concentration that is 50 v/v, 25 v/v, 12.5v/v, and 6.25 v/v, the concentration of doxorubicin used were 6.25, 3.125, 1.6125 and 0.78125 mg / mL. Cytotoxicity test using the MTT method. Observation of the proliferation kinetics using doubling time test by incubation for 0, 24, 48 and 72 hours. Test is then performed by the method doublestaining apoptosis. Cytotoxicity assay results showed that the is toxic to the WiDr cells. In the cytotoxicity test showed IC50 gecko powder body parts obtained at a concentration of 7.914%. ANAVA results (α = 0.05) cytotoxic test showed that there was no difference between treatments. The observation of cell proliferation kinetics demonstrated gecko powder body parts most effective in inhibiting the proliferation of WiDr colon cancer cells at concentrations of 50% at the 48 inhibits cell proliferation by 61%, ANAVA test results (α = 0.05) showed no difference between treatments in incubation time 0 and 24 hours, but the LSD test found significant difference in incubation time between 48 and 72 hours of doxorubicin and treatment. Data apoptotic morphology observed with WiDr cells, double staining showed staining of the body powder gecko most effective in promoting apoptosis. The conclusion of this study is the gecko powder body parts is toxic and can inhibit proliferation and stimulate apoptosis of WiDr cells.
(ABSTRAKSI) Tokek merupakan salah satu reptil yang digunakan sebagai obat tradisional China yang dilaporkan mempunyai kemampuan sebagai antitumor. Analisis proksimat yang dilakukan pada beberapa bagian tubuh tokek menunjukkan kandungan yang berbeda pada organ kepala, badan, ekor dan tungkai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sitotoksik serbuk tokek dan kemampuannya dalam menghambat proliferasi serta memacu apoptosis sel WiDr. Serbuk tokek di perlakukan secara in vivo pada tikus putih (Rattus novergicus) SD betina umur 2 bulan. Dua belas tikus diperlakukan dengan serbuk tokek dari bagian kepala, badan, dan ekor+tungkai masing-masing 3 ulangan dengan dosis 9 g/ kg per hari serta kontrol (plasebo) diberikan per oral 2 kali sehari. Serum darah tikus tersebut di ujikan secara in vitro pada sel WiDr. Sel WiDr sebagai subyek uji dikelompokkan menjadi: kelompok perlakuan, kontrol sel, kontrol positif, dan kontrol media, masing-masing dengan 3 ulangan. Konsentrasi serum yang digunakan adalah 4 seri konsentrasi yaitu 50(v/v), 25(v/v), 12,5(v/v), dan 6,25(v/v), konsentrasi doxorubicin yang digunakan adalah 6,25, 3,125, 1,6125 dan 0,78125 µg/ mL. Uji sitotoksisitas menggunakan metode MTT. Pengamatan kinetika proliferasi menggunakan uji doubling time dengan inkubasi selama 0, 24, 48 dan 72 jam. Selanjutnya dilakukan uji apoptosis dengan metode doublestaining. Hasil uji sitotoksisitas menunjukkan bahwa serbuk tokekbagian badan bersifat toksik terhadap sel WiDr. Pada uji sitotoksisitas menunjukkan IC50 serbuk tokek bagian badan diperoleh pada konsentrasi 7,914%. Hasil Anava (α= 0,05) uji sitotoksik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. Hasil pengamatan kinetika proliferasi sel menunjukkan serbuk tokek bagian badan paling efektif dalam menghambat proliferasi sel WiDr pada konsentrasi 50(v/v) jam ke-48 menghambat proliferasi sel sebesar 61%, hasil uji Anava (α= 0,05) tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan pada waktu inkubasi 0 dan 24 jam, namun pada uji LSD terdapat perbedaan nyata pada waktu inkubasi 48 dan 72 jam antara perlakuan serum tikus dengan diberi serbuk tokek bagian badan pada konsentrasi 50 (v/v) dengan kelompok perlakuan lainnya dan doxorubicin dengan kelompok perlakuan. Data apoptosis pengamatan morfologi sel WiDr dengan pewarnaan double staining menunjukkan serbuk tokek dari bagian badan paling efektif dalam memacu apoptosis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah serum tikus putih yang diperlakukan dengan serbuk tokek bagian badan bersifat toksik dan mampu menghambat proliferasi serta memacu apoptosis sel WiDr. (ABSTRACT) of Gecko is one of the reptiles are used as traditional Chinese medicine which has been reported as antitumor capabilities. Proximate analysis is performed on some parts of the body geckos show different content in the organs of the head, body, tail and legs gecko. The purpose of this study was to determine the cytotoxic effect of powder gecko and its ability to inhibit proliferation and stimulate apoptosis of WiDr cells. Geckos in the treated powder in vivo in the rat (Rattus novergicus) SD female age 2 months. Mice treated with powdered gecko the head, body, legs and tail with a dose of 9 g / kg body weight per day as long as 7 days as well as the control (placebo) administered orally 2 times a day. Then the rat blood serum was tested in vitro on WiDr cells. WiDr cells as test subjects are grouped into: the treatment group, the control cells, positive control, and control of media, each with three replications. Serum concentrations used were 4 series of concentration that is 50 v/v, 25 v/v, 12.5v/v, and 6.25 v/v, the concentration of doxorubicin used were 6.25, 3.125, 1.6125 and 0.78125 mg / mL. Cytotoxicity test using the MTT method. Observation of the proliferation kinetics using doubling time test by incubation for 0, 24, 48 and 72 hours. Test is then performed by the method doublestaining apoptosis. Cytotoxicity assay results showed that the is toxic to the WiDr cells. In the cytotoxicity test showed IC50 gecko powder body parts obtained at a concentration of 7.914%. ANAVA results (α = 0.05) cytotoxic test showed that there was no difference between treatments. The observation of cell proliferation kinetics demonstrated gecko powder body parts most effective in inhibiting the proliferation of WiDr colon cancer cells at concentrations of 50% at the 48 inhibits cell proliferation by 61%, ANAVA test results (α = 0.05) showed no difference between treatments in incubation time 0 and 24 hours, but the LSD test found significant difference in incubation time between 48 and 72 hours of doxorubicin and treatment. Data apoptotic morphology observed with WiDr cells, double staining showed staining of the body powder gecko most effective in promoting apoptosis. The conclusion of this study is the gecko powder body parts is toxic and can inhibit proliferation and stimulate apoptosis of WiDr cells.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
