Abstract :
(ABSTRAKSI) Asam Asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi
rasa asam dan aroma dalam makanan. Selain itu, asam asetat juga digunakan dalam
produksi vinil asetat monomer, produksi ester, dan sebagai solven. Peluang
berkembangnya industri asam asetat di Indonesia cukup besar, mengingat sampai saat
ini belum ada pabrik asam asetat yang tercatat telah berdiri di Indonesia.
Pabrik ini direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun dengan kapasitas
produksi asam asetat100.000 ton/tahun. Bahan baku utama yang dibutuhkan adalah
asetaldehid 99,9% sebanyak 110.880 ton/tahun dan Oksigen sebanyak 46.569,6
ton/tahun. Metode yang digunakan adalah oksidasi asetaldehid dengan katalisator
Mangan Asetat Tetrahidrat. Secara umum, tahapan proses pembuatan metil benzoat
adalah sebagai berikut: (i) reaksi antara asetaldehid dan oksigen dengan katalisator
mangan asetat tetrahidrat dalam reaktor gelembung, (ii) pemurnian produk asam asetat
melalui proses distilasi dan evaporasi. Sebagai penunjang, unit utilitas menyuplai
kebutuhan air pendingin sebanyak 1.440.803,483 ton/jam, listrik sebanyak 959,52 kVA,
udara tekan sebanyak 120 m
3
/jam, dan steam sebanyak 588.248,8607 ton/jam.
Pabrik ini akan didirikan di kota Gresik, propinsi Jawa Timur, dengan
pertimbangan raw material oriented. Kawasan Gresik dekat dengan pelabuhan sehingga
mempermudah pengadaan bahan baku asetaldehid yang didatangkan dari Cina serta
pemasaran produk asam asetat. Lokasi pabrik dekat dengan laut, sehingga sumber air
untuk unit utilitas berasal dari air laut.
Perhitungan evaluasi ekonomi memberikan hasil modal tetap yang dibutuhkan
adalah sebesar $ 24.050.335,06 dan Rp 543.575.245.064,91 dan modal kerja sebesar Rp
280.517.233.131,546. Pada kapasitas 100% produksi, diperoleh ROI before tax sebesar
25,94%, ROI after tax sebesar 12,97 %.POT before tax sebesar 2,86 tahun, POT after
tax sebesar 4,55 tahun dengan BEPsebesar 41,90%, SDP sebesar 20,45%, dan DCFRR
sebesar 24,82%. Berdasarkan pertimbangan hasil evaluasi tersebut, maka pabrik asam
asetat dengan kapasitas 100.000 ton/tahun ini layak untuk dikaji lebih lanjut. (ABSTRACT) Acetic acid is an organic acid known as a cooking ingredient for itâs flavor and
aroma. Acetic acid also used as raw material in vinyl acetate monomer production,
ester production, and used as solvent. In Indonesia, the prospect of acetic acid industry
development is very good, since there is no industry of that kind recorded.
The plant is designed to operate for 330 days / year with acetic acid production
capacity of 100.000 tons / year. The main raw material required is 110.880 ton / year of
99,9% acetaldehyde and 46.569,6 tons / year of oxygen. The process used is the
acetaldehyde oxidation with manganese (II) acetate tetrahydrate catalyst. In general,
acetic acid manufacturing stages process are: (i) reaction between acetaldehyde and
oxygen with manganese (II) acetate tetrahydrate catalyst in a bubble reactor, (ii)
purification of product using distillation and evaporation. As a support, utility plant
unit supplies the cooling water as much as 1.440.803,483 tons / hour, 959,52 kVA
electricity, compressed air up to 120 m
3
/hr, and 588.248,86 tons / hour steam.
The plant will be established in the city of Gresik, East Java province, with
consideration of raw material oriented. Gresik region is close to the harbor making it
easier to procure raw materials acetaldehyde imported from China as well as the
marketing of the product acetic acid. Plant location is close to the sea, so that the
source of water for utility plant unit derived from seawater.
Calculation of economic evaluation results is fixed capital required equal to $
24,050,335.06 and Rp 543.575.245.064,91 and working capital equal to Rp
280.517.233.131,55. At 100% production rate, obtained ROI before tax of 25.94%,
ROI after tax of 12.97%, POT before tax of 2.86 years, POT after tax of 5.55 years, with
BEP at 41.90%, SDP at 20.45%, and 24.82% for DCFRR. Based on consideration of
the economic evaluation results, this acetic acid plant with capacity 100.000 tons / year
is feasible to be studied further.