PENGARUH SUHU DAN PELARUT PADA SINTESIS N,N-BIS(2-HIDROKSIETIL)PALMITIDA DARI ASAM PALMITAT DAN DIETANOLAMINA MENGGUNAKAN KATALIS ENZIM LIPASE GETAH PEPAYA (Carica papaya)
Total View This Week44
Total View This Week44
Institusion
Universitas Gadjah Mada
Author
Subject
S1 FARMASI
Datestamp
2019-07-16 00:00:00
Abstract :
(ABSTRAKSI) Proses sintesis dietanolamida secara konvensional seringkali menghadapi berbagai kendala di antaranya penggunaan energi yang cukup tinggi, terbentuknya produk samping yang tidak diinginkan, dan hasil limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Salah satu metode alternative yang dapat dilakukan adalah menggunakan katalisator enzim Lipase getah papaya. Enzim lipase getah pepaya (Carica papaya Latex atau CPL) telah diketahui memiliki aktivitas sebagai katalis dalam reaksi esterifikasi sehingga dapat dimanfaatkan dalam reaksi antara asam palmitat dan dietanolamina (DEA) untuk membentuk N,N-bis(2-hidroksietil)palmitid. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh suhu serta jenis pelarut yang digunakan dalam reaksi sintesis N,N-bis(2-hidroksietil)palmitida. Penelitian dilakukan dengan mereaksikan 1 mmol asam palmitat dan 4 mmol DEA menggunakan katalis enzim lipase getah pepaya. Keberadaan N,N-bis(2-hidroksietil)palmitida diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis menggunakan fase diam plat F254 dan campuran kloroform-toluena-metanol (10:10:5) sebagai fase gerak. Deteksi bercak dilakukan melalui penyemprotan iodum yang akan memberikan bercak kecokelatan, jika terdapat senyawa dengan ikatan rangkap dalam sampel. Jumlah konversi asam palmitat yang terjadi dianalisis dengan spektrofotometri visibel, sedangkan karakterisasi N,N-bis(2-hidroksietil)palmitida dilakukan menggunakan metode spektrofotometri FT-IR. Berdasarkan hasil penelitian, pelarut yang optimal untuk sintesis N,N-bis(2-hidroksietil)palmitida adalah asetonitril dengan jumlah konversi asam palmitat sebesar 75,06% pada suhu 30oC. Reaksi dalam asetonitril pada suhu 40oC memberikan konversi asam palmitat 92,62% sedangkan pada suhu 50oC terjadi konversi sebesar 92,71%. Suhu optimal untuk reaksi dalam pelarut asetonitril ini belum dapat ditentukan karena keterbatasan data. Penggunaan katalis berupa enzim lipase CPL terbukti memberikan konversi asam palmitat yang lebih besar (92,71%) daripada reaksi menggunakan katalis enzim CaLB (lipase B Candida antarctica) yang hanya menghasilkan konversi asam palmitat sebesar 83,06%. (ABSTRACT) Diethanolamide conventional synthesis process often face many obstacles in between the use of high energy, the formation of undesirable by products, and the results of waste that is harmful to the environment. One alternative method that can be done is to use the sap of papaya Lipase enzyme catalysts. Lipase sap of papaya (Carica papaya latex or CPL) has been known to have activity as a catalyst in the esterification reaction so that it can be used in the reaction between palmitic acid and diethanolamine (DEA) to form N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide. This study aimed to determine the effects of temperature and the type of solvent used in the synthesis reaction of N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide. The study was conducted by reacting 1 mmol palmitic acid and 4 mmol DEA using lipase enzyme catalyst papaya latex. The existence of N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide identified by thin layer chromatography plates F254 using the stationary phase and a mixture of chloroform-toluene-methanol (10: 10: 5) as the mobile phase. Spot detection is done by spraying iodum which will provide brown spots, if there is a compound with a double bond in the sample. Total conversion of palmitic acid which occurs analyzed by visible spectrophotometry, whereas the characterization of N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide performed using FT-IR spectrophotometry. Based on the results of the study, the optimal solvent for the synthesis of N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide is acetonitrile with palmitic acid conversion amount of 75.06% at 30ðC. The reaction in acetonitrile at 40oC gives the conversion of palmitic acid 92.62%, while at 50ðC the conversion amounted to 92.71%. The optimal temperature for the reaction in acetonitrile solvent is yet to be determined due to data limitations. The use of catalysts in the form of lipase CPL proven to provide palmitic acid conversion greater (92.71%) than the reaction using an enzyme catalyst CaLB (Candida antarctica lipase B) which only resulted in a conversion of 83.06% palmitic acid.
(ABSTRAKSI) Proses sintesis dietanolamida secara konvensional seringkali menghadapi berbagai kendala di antaranya penggunaan energi yang cukup tinggi, terbentuknya produk samping yang tidak diinginkan, dan hasil limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Salah satu metode alternative yang dapat dilakukan adalah menggunakan katalisator enzim Lipase getah papaya. Enzim lipase getah pepaya (Carica papaya Latex atau CPL) telah diketahui memiliki aktivitas sebagai katalis dalam reaksi esterifikasi sehingga dapat dimanfaatkan dalam reaksi antara asam palmitat dan dietanolamina (DEA) untuk membentuk N,N-bis(2-hidroksietil)palmitid. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh suhu serta jenis pelarut yang digunakan dalam reaksi sintesis N,N-bis(2-hidroksietil)palmitida. Penelitian dilakukan dengan mereaksikan 1 mmol asam palmitat dan 4 mmol DEA menggunakan katalis enzim lipase getah pepaya. Keberadaan N,N-bis(2-hidroksietil)palmitida diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis menggunakan fase diam plat F254 dan campuran kloroform-toluena-metanol (10:10:5) sebagai fase gerak. Deteksi bercak dilakukan melalui penyemprotan iodum yang akan memberikan bercak kecokelatan, jika terdapat senyawa dengan ikatan rangkap dalam sampel. Jumlah konversi asam palmitat yang terjadi dianalisis dengan spektrofotometri visibel, sedangkan karakterisasi N,N-bis(2-hidroksietil)palmitida dilakukan menggunakan metode spektrofotometri FT-IR. Berdasarkan hasil penelitian, pelarut yang optimal untuk sintesis N,N-bis(2-hidroksietil)palmitida adalah asetonitril dengan jumlah konversi asam palmitat sebesar 75,06% pada suhu 30oC. Reaksi dalam asetonitril pada suhu 40oC memberikan konversi asam palmitat 92,62% sedangkan pada suhu 50oC terjadi konversi sebesar 92,71%. Suhu optimal untuk reaksi dalam pelarut asetonitril ini belum dapat ditentukan karena keterbatasan data. Penggunaan katalis berupa enzim lipase CPL terbukti memberikan konversi asam palmitat yang lebih besar (92,71%) daripada reaksi menggunakan katalis enzim CaLB (lipase B Candida antarctica) yang hanya menghasilkan konversi asam palmitat sebesar 83,06%. (ABSTRACT) Diethanolamide conventional synthesis process often face many obstacles in between the use of high energy, the formation of undesirable by products, and the results of waste that is harmful to the environment. One alternative method that can be done is to use the sap of papaya Lipase enzyme catalysts. Lipase sap of papaya (Carica papaya latex or CPL) has been known to have activity as a catalyst in the esterification reaction so that it can be used in the reaction between palmitic acid and diethanolamine (DEA) to form N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide. This study aimed to determine the effects of temperature and the type of solvent used in the synthesis reaction of N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide. The study was conducted by reacting 1 mmol palmitic acid and 4 mmol DEA using lipase enzyme catalyst papaya latex. The existence of N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide identified by thin layer chromatography plates F254 using the stationary phase and a mixture of chloroform-toluene-methanol (10: 10: 5) as the mobile phase. Spot detection is done by spraying iodum which will provide brown spots, if there is a compound with a double bond in the sample. Total conversion of palmitic acid which occurs analyzed by visible spectrophotometry, whereas the characterization of N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide performed using FT-IR spectrophotometry. Based on the results of the study, the optimal solvent for the synthesis of N,N-bis(2-hydroxyethyl)palmitide is acetonitrile with palmitic acid conversion amount of 75.06% at 30ðC. The reaction in acetonitrile at 40oC gives the conversion of palmitic acid 92.62%, while at 50ðC the conversion amounted to 92.71%. The optimal temperature for the reaction in acetonitrile solvent is yet to be determined due to data limitations. The use of catalysts in the form of lipase CPL proven to provide palmitic acid conversion greater (92.71%) than the reaction using an enzyme catalyst CaLB (Candida antarctica lipase B) which only resulted in a conversion of 83.06% palmitic acid.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
