Abstract :
Latar Belakang: Di Indonesia terdapat 1,8% kasus katarak pada semua umur.
WHO menetapkan operasi katarak sebagai salah satu indikator tercapainya
keberhasilan program Universal Eye Health 2014-2019 dalam menurunkan angka
gangguan penglihatan. Operasi katarak memicu astigmatisma merupakan salah
satu komplikasi penting pada operasi katarak. Operasi katarak ekstrakapsular
masih menjadi pilihan utama dalam operasi katarak sedang metode
fakoemulsifikasi memiliki keuntungan dalam mengurangi astigmatisma post
operasi dengan sayatan kecil. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan kejadian
astigmatisma post operasi katarak pada fakoemulsifikai dan ekstraksi katarak ekstra
kapsular.
Metode: Metode crossectional digunakan dalam penelitian ini, jumlah sempel pada
penelitian ini adalah 31 orang dengan jumlah pasien fakoemulsifikasi 16 pasien dan
ekstraksi katarak ekstra kapsular 15 pasien. Pasien adalah penderita katarak yang akan
menjalani operasi katarak dengan metode fakoemulsifikasi di RS PKU Unit 1 Yogyakarta
dan ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK) di RS PKU Bantul. Uji statistic
menggunakan uji mann-whitney. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan rata-rata
astigmatisma 1,21 ± 0,62 D pada fakoemulsifikasi dan 4,00± 2,709 D pada
ekstraksi katarak ekstra kapsular dengan perbedaan yang signifikan p=0,00 (p