DETAIL DOCUMENT
Collaborative Governance Dalam Pengembangan Geopark Belitung (Studi Kasus: Geosite Open Pit Nam Salu, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur)
Total View This Week2
Institusion
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Author
Erin Yuliani
Subject
 
Datestamp
2021-12-18 03:09:27 
Abstract :
Pulau Belitung menjadi bagian dari Geopark Nasional pada tahun 2017 menjadikan Kabupaten Belitung Timur terus berupaya mengembangkan GeositeGeosite yang ada di wilayahnya. Di Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur terdapat kawasan Geosite Open Pit Nam Salu yang merupakan kawasan eks-tambang timah terbuka terbesar di Asia Tenggara. Open Pit Nam Salu menjadi kawasan Geosite karena keunikan sejarah pertambangannya, keanekaragaman geologi atau bebatuan pembentuknya, dan keanekaragaman hayati. Open Pit Nam Salu menawarkan aktifitas menjelajah kawasan ekstambang dan keanekaragaman bebatuan juga flora faunanya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses collaborative governance dan peran masing-masing pemangku kepentingan dalam mengembangkan Geosite Open Pit Nam Salu. Hadirnya Geosite menjadi wadah pengenalan kepada masyarakat mengenai konsep Geopark yang memiliki 3 prinsip pembangunan yang berkelanjutan disusun oleh keberlanjutan lingkungan melalui konservasi serta pemanfatan sumber daya Geopark secara berkelanjutan, keberlanjutan ekonomi melalui pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pengembangan geowisata dan keberlanjutan sosial budaya dengan mendorong masyarakat sebagai aktor utama dalam pembangunan Geopark, meningkatkan kapasitas masyarakat lokal, serta meningkatkan pemahaman dan kebanggaan masyarakat akan nilai-nilai geologi, alam, dan budaya yang terkandung di kawasan Geopark. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dari perilaku orangorang yang diamati serta mencari pemahaman tentang tindakan, proses, dan masalah yang terjadi di masyarakat. Teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada masing-masing aktor governance yang terlibat dan juga dikukung dengan data-data sekunder seperti peraturanperaturan, buku, jurnal, dan dokumen-dokumen. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa peran aktor governance dalam pengembangan Geosite Open Pit Nam Salu di Desa Senyubuk adalah pihak pemerintah sebagai penyedia sarana dan pra-sarana, pemberdayaan, pengawasan, penelitian, dan fasilitator kegiatan-kegiatan. Masyarakat berperan dalam pengelolaan Geosite dan pihak swasta berperan dalam reklamasi lahan bekas tambang dan pemberdayaan. Proses collaborative governance dalam pengembangan Geosite Open Pit menggunakan 5 indikator untuk mengukur keberhasilan collaborative governance ini dinilai sudah baik dalam membangun komunikasi dan masing-masing pihak berkomitmen dan memahami permasalahan yang mereka hadapi bersama yaitu belum mampu mengedukasi masyarakat yang melakukan penambangan liar. Kata Kunci: Collaborative Governance, Geopark, Geosite 
Institution Info

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta