DETAIL DOCUMENT
Kepemimpinan Kiai dalam memelihara budaya organisasi: Studi Multi Kasus Pondok Modern Gontor Ponorogo, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, dan Pesantren Tebuireng Jombang
Total View This Week0
Institusion
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Author
Mardiyah, Mardiyah
Subject
 
Datestamp
2018-03-05 08:45:25 
Abstract :
ABSTRAK Pondok pesantren telah dianggap sebagai model institusi pendidikan yang mempunyai keunggulan, baik dalam tradisi keilmuannya dinilai sebagai salah satu tradisi yang agung (great tradition), maupun pada sisi transmisi dan internalisasi moralitasnya. Di sisi lain pesantren juga merupakan pendidikan yang dapat memainkan peran pemberdayaan (empowerment) dan transformasi civil society secara efektif. Kiai sebagai pimpinan pondok pesantren juga mempunyai peran penting dalam membangun budaya pesantren untuk membentuk karakter lembaga yang dapat membedakan dengan lembaga lainnya. Karena karakter lembaga sebagai identitas organisasi, dan dapat diartikan sebagai suatu substantif dari proses pembentukan keunggulan kelembagaan yang dapat diindikasikan dengan dua hal, yaitu: tumbuhnya tradisi keilmuan dan kejelasan sistem pengelolaan pendidikan pondok pesantren. Dalam penelitian disertasi ini untuk menjawab fokus masalah (research questions) dengan menganalisis dan menemukan: 1. Bangunan budaya organisasi yang sudah dibangun kiai sebagai pimpinan pesantren. 2. Kepemimpinan kiai dalam menjaga budaya organisasi. 3. Perbedaan dan persamaan dari ketiga pesantren. Dilihat dari segi pendekatan penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan fenomologik naturalistik (phenomenological approarch) yang bermakna memahami peristiwa dalam kaitannya dengan orang dalam situasi tertentu. Proses penelitian ini menggunakan studi multi kasus (multi-case studies), penggunaan metode ini karena sebuah inquiry secara empiris yang menginvestigasi fenomena sementara dalam konteks kehidupan nyata (real life context). Paradigma naturalistik memilih pengambilan sampel secara purposive atau teoritik, yaitu tiga pondok pesantren, yaitu: PM Gontor Ponorogo, PP Lirboyo Kediri dan Pesantren Tebuireng Jombang. Pemilihan dan penentuan lokasi tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan atas dasar kekhasan, keunikan, ketertarikan dan sesuai dengan topik dalam penelitian ini. Temuan penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Bangunan budaya organisasi ketiga pondok pesantren dapat dipresentasikan sebagai berikut: a. Sejarah yang panjang. rata-rata lebih dari 80 tahun, dapat disebut dengan organizational saga; b. Nilai sebagai dasar perilaku pesantren; c. Tradisi keilmuan yang tampak dalam ketiga pesantren memiliki beberapa karakteristik : a) Kompetensi keilmuan pada ketiga pesantren berbeda; PM Gontor dengan keilmuan bahasa Arab dan Inggris serta kepemimpinan; PP Lirboyo dengan ilmu alat serta kajian kitab klasik Islam, sehingga kedua pesantren tersebut kokoh dalam memelihara budaya organisasi (keeping a culture alive); sedangkan Pesantren Tebuireng pada awal berdirinya dengan keilmuan al-Qur'an dan al-Hadits, tapi pada perkembanganya melakukan ekperimentasi dan diversifikasi pendidikan, sehingga kompetensi keilmuan didasarkan pada standar progam UN; b) Sistem pendidikan pada ketiga pesantren terdapat perbedaan, yaitu: PM Gontor dan PP Lirboyo dikelola secara integral; dan secara kelembagaan tidak mengikuti program UN, Pesantren Tebuireng, sistem pendidikan dikelola secara terpisah (non-integrated) antara program pesantren dan program madrasah/sekolah. Kurikulum madrasah/sekolah mengikuti kurikulum pemerintah dan lulusan madrasah/sekolah ditentukan UN; c) Sarana Prasarana belajar lengkap dan kondusif; d) Suasana belajar dan kerja yang kondusif; e) Pengelolaan akademik yang konstruktif; f) Program pesantren rasional dan relevan; d. Tradisi pengelolaan lembaga yang tampak dalam ketiga pesantren memiliki beberapa karakteristik : a) Motivasi bermutu dan semangat kerja; b) Keterlibatan pembantu kiai dan para guru; c) Dukungan masyarakat tinggi; d) Kepemimpinan kiai yang efektif. 2. Kepemimpinan kiai dalam memelihara budaya organisasi; Beberapa upaya yang dilakukan kiai dalam memelihara organisasi sebagai berikut: a. Proses seleksi, PM Gontor dan PP Lirboyo menerapkan close of selection system untuk seleksi para pembantu kiai. Pesantren Tebuireng open of selection system, sedangkan untuk murid/santri semua menerapkan open of selection system dengan tingkat keketatan yang berbeda. Disamping itu, ketiga pesantren telah membangun sistem kaderisasi dhurriyah yang berbeda; b. Adanya proses sosialisasi; c. Tindakan manajemen puncak; Ketiga pesantren ini melakukan sejumlah penyesuaian dalam pengelolaan pesantren, dan kiai sebagai pemimpin pendidikan (educational leadership) yang transformasional dengan indikator; visioner, komunikator, motivator, inovator, dan educator. 3. Persamaan dan perbedaan dari ketiga pesantren; ketiga pesantren memiliki 11 persamaan dalam: (1) sejarah yang panjang, (2) fasilitas fisik dan peralatan pendidikan yang sangat baik, (3) berhasil dalam mengimplementasikan gagasan-gagasan inovatif, (4) program kerja yang bagus, (5) pengelolaan pembelajaran yang baik, (6) komunitas pesantren memiliki  

File :
07730008.pdf
Institution Info

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang