DETAIL DOCUMENT
Peran kepemimpinan dalam manajemen konflik: Studi Kasus di UIN Maliki Malang
Total View This Week0
Institusion
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Author
Kusmana, Ajang
Subject
 
Datestamp
2018-03-05 08:44:55 
Abstract :
ABSTRAK Perubahan, inovasi dan dinamika terjadi di UIN Maliki Malang. Sebagai lembaga Perguruan Tinggi Agama Islam, UIN Maliki Malang merupakan satu-satunya UIN di Indonesia yang berasal dari STAIN. UIN Maliki Malang sebagai lembaga pendidikan yang inovatif dan unggul tidak terlepas dari peran kepemimpinan yang energik, sinergis dan inovatif dalam menjalankan peran kepemimpinannya. Lembaga pendidikan yang unggul tidak lepas dari peran kepemimpinan. Lembaga pendidikan yang baik akan semakin baik apabila dipimpin oleh kepemimpinan yang baik. Pemimpin mempunyai andil besar untuk keberhasilan lembaga pendidikan. Salah satu peran penting kepemimpinan dalam lembaga pendidikan adalah mengelola konflik. Apabila konflik dalam lembaga pendidikan tidak dikelola maka akan melahirkan perilaku apatis, stagnasi dan jumud atau bahkan sebaliknya dapat melahirkan sikap otoritarian, kekacauan, dan kegagalan karena intensitas konflik cukup tinggi, yang pada tahap selanjutnya akan mengganggu organisasi. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan peran kepemimpinan dalam manajemen konflik dengan sub fokus mencakup: (1) bentuk-bentuk konflik yang terjadi di UIN Maliki Malang, (2) fungsi kepemimpinan UIN Maliki Malang dalam manajemen konflik, dan (3) gaya kepemimpinan UIN Maliki Malang dalam manajemen konflik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Penelitian ini mengambil situs di UIN Maliki Malang. Pemilihan dan penentuan lokasi tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan atas dasar kekhasan, keunikan, ketertarikan dan sesuai dengan topik dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan dengan cara perpanjangan keikutsertaan peneliti, ketekunan pengamatan dan triangulasi dengan menggunakan teknik trianggulasi sumber dan metode. Informan dipilih secara purposive dengan mempertimbangkan relevansinya dengan topik penelitian. Temuan penelitian menunjukkan bahwa bentuk konflik yang terjadi adalah instrumental conflict, interest conflict dan value conflict. Temuan penelitian ini menghubungkan teori bentuk konflik Mastenbrook yang terdiri dari instrumental conflict, sosial-emotional conflict, dan interest conflict dengan pandangan Walton tentang substantive conflict, emotional conflict dan instrumental conflict, serta Veithzal tentang interes tconflict, emotion conflict dan value conflict. Fungsi kepemimpinan dalam manajemen konflik dalam konteks penelitian ini ditemukan empat fungsi, yaitu fungsi kepemimpinan sebagai pemersatu, fungsi kepemimpinan sebagai pemberi keteladanan, fungsi kepemimpinan sebagai penyalur konflik, dan fungsi kepemimpinan sebagai pengembang kultur. Fungsi kepemimpinan sebagai pemersatu diarahkan untuk mengelola value conflict. Fungsi kepemimpinan sebagai pemberi keteladanan diarahkan untuk mengelola interest conflict, value conflict dan instrumental conflict. Fungsi kepemimpinan sebagai pengembang kultur diarahkan untuk mengelola instrumental conflict dan value conflict. Fungsi kepemimpinan sebagai penyalur konflik diarahkan untuk mengelola value conflict, interest conflict, dan instrumental conflict. Temuan ini memperkuat teori paradigma konflik. Pemimpin UIN Maliki Malang dalam hal ini memfungsikan interacsionist view, traditional view dan behavioral view dalam manajemen konflik. Masing-masing view tersebut difungsikan sesuai dengan kematangan bawahan, nilai yang berkembang, dan kultur yang berjalan. Temuan fungsi kepemimpinan dalam manajemen konflik melengkapi teori Robbins tentang paradigma konflik. Teori ini memandang konflik melalui tiga paradigma, yaitu traditional view yang memandang konflik harus dihindari dan dihilangkan karena berdampak buruk, merusak, dan menghambat organisasi. Konflik dalam paradigma tradisional dianggap sebagai bukti kesalahan manajemen dan kegagalan kepemimpinan dalam organisasi. Kedua, yang menyatakan bahwa konflik sebagai hal yang natural dan tidak dapat dihindari karena sebagai bagian dari dinamika organisasi dan hasil kemajemukan sistem organisasi yang suatu ketika dapat menguntungkan organisasi. Pandangan ketiga, Interactionist view, yang menyatakan bahwa konflik perlu diciptakan. Konflik yang dikelola dengan efektif, bermanfaat dan dapat menciptakan perubahan, pembaharuan dan pengembangan organisasi. Gaya kepemimpinan dalam manajemen konflik pada penelitian ini ditemukan tiga gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan berorientasi tugas, gaya kepemimpinan berorientasi hubungan manusia, dan gaya kepemimpinan berorientasi teologi. Gaya kepemimpinan dalam konteks penelitian ini adalah gaya kepemimpinan situasional-religius, yaitu kepemimpinan yang menunjukkan bahwa efektifitas kepemimpinan tergantung situasi yang dihadapi. Gaya kepemimpinan dalam hal ini berubah sesuai dengan kematangan bawahan 

File :
077300002.pdf
Institution Info

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang