DETAIL DOCUMENT
Etnobotani tumbuhan obat di Kabupaten Pamekasan­ Madura Provinsi Jawa Timur
Total View This Week0
Institusion
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Author
Zaman, Moh. Qomarus
Subject
060207 Population Ecology 
Datestamp
2015-08-06 01:04:14 
Abstract :
INDONESIA: Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional (herbal) telah dikenal sejak lama oleh masyarakat Madura pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Pamekasan khususnya. Proses ini sudah diwariskan secara turun­temurun dari generasi ke generasi, akan tetapi, saat ini ada kecenderungan tradisi ini mulai ditinggalkan, oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menggali kembali pengetahuan tentang spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat Pamekasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonservasi pengetahuan lokal (indigenous knowledge) dan keanekaragaman tumbuhan obat di Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 26 April ­ 27 Mei 2009 di 3 kecamatan di Kabupaten Pamekasan, yaitu: Desa Ambender (Kecamatan Pagantenan), Desa Blumbungan (Kecamatan Larangan) dan Desa Waru Timur (Kecamatan Waru). Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan teknik survei, wawancara semi terstruktur dan angket. Sampel berjumlah 90 responden (key informant), terdiri atas: (1) masyarakat yang mengetahui tentang pengobatan (dukun pijat, dukun bayi, penjual jamu) sebanyak 30 sampel? (2) sesepuh desa sebanyak 30 sampel? (3) petani tumbuhan obat sebanyak 30 sampel? (4) masyarakat umum yang sering memanfaatkan tumbuhan obat (sampel tambahan). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat 116 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat. Tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh masyarakat Pamekasan didominasi oleh spesies tumbuhan rimpang­rimpangan dari famili Zingiberaceae, diantaranya jahe (Zingiber officinale), kencur (Kaempferia galanga) dan lainnya. Masyarakat Pamekasan memperoleh tumbuhan obat dengan cara: liar 45%, budidaya 31%, membeli 24%. Masyarakat Pamekasan memanfaatkan tumbuhan obat untuk obat­ obatan, sebesar 35%, buah­buahan 23%, sayuran 12%, bahan bangunan 3%, bumbu masakan 22%, tanaman hias 5%, ritual 1% dan lainnya 1%. Bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan untuk obat adalah daun, sebesar 40%, rimpang 30%, buah 12%, bunga 4%, biji 4%, batang 2%, akar 4% dan lainnya 4%. Proses pembuatan jamu tradisional Madura melalui beberapa tahap, yaitu: pencucian, perajangan, penjemuran, peracikan, penyangraian, penggilingan dan pengemasan. Jenis penyakit yang paling banyak diobati menggunakan tumbuhan obat adalah penyakit tidak menular 59%, penyakit kronik 16% dan penyakit menular 6%. Selain daripada itu, tumbuhan obat juga digunakan untuk menjaga kesehatan sebesar 19%. 
Institution Info

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang