DETAIL DOCUMENT
Studi etnobotani dan uji kandungan minyak atsiri tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Pamekasan sebagai bahan penolak nyamuk (Repellent)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Author
Rudini, Rudini
Subject
 
Datestamp
2018-07-30 06:54:32 
Abstract :
INDONESIA: Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan penolak nyamuk (Repellent) telah dikenal sejak lama oleh masyarakat Desa Kapong (Kecamatan Batumar-Mar) dan Desa Bates (Kecamatan Waru) Kabupaten Pamekasan. Oleh karena itu dilakukan penelitian etnobotani tumbuhan berpotensi bahan penolak nyamuk (Repellent), pada masyarakat Desa Kapong (Kecamatan Batumar-Mar) dan Desa Bates (Kecamatan Waru) Kabupaten Pamekasan sebagai upaya ekplorasi terhadap pengetahuan lokal (indegenious knowledge) masyarakat Desa Kapong (Kecamatan Batumar-Mar) dan Desa Bates (Kecamatan Waru) Kabupaten Pamekasan. Disamping penelitian etnobotani, penelitian juga dilanjutkan pada penelitian uji kandungan minyak atsiri secara kualitatif dan kuantitatif yang bertujuan untuk mengungkap senyawa minyak atsiri yang berperan sebagai bahan penolak nyamuk (Repellent). Penelitian etnobotani tergolong jenis penelitian deskriptif eksploratif dengan metode survei dan teknik wawancara semi terstruktur (semi-structural interview). Responden penelitian berjumlah 30 responden dari masyarakat Desa Kapong (Kecamatan Batumar-mar) Kabupaten Pamekasan, dan 20 responden dari masyarakat Desa Bates (Kecamatan Waru) Kabupaten Pamekasan. Pada penelitian uji kandungan minyak atsiri secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif metode yang digunakan adalah sampel ekstrak daun beluntas diuapkan diatas cawan petri sampai didapatkan hasil residu. Secara kuantitatif menggunakan uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan menggunakan eluen benzene dan kloroform, dan pengamatan bercak noda dilakukan dibawah lampu ultra violet (UV) dengan panjang gelombang 254nm. Hasil penelitian etnobotani menunjukan bahwa terdapat 4 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat Desa Kapong (Kecamatan Batumar-Mar) dan Desa Bates (Kecamatan Waru) Kabupaten Pamekasan sebagai bahan penolak nyamuk (Repellent). Tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah beluntas (Pluchea indica) dengan persentase 49%, kemangi (Ocimum basicillium) 22%, Sirih (Piper betle L.) 15%, dan pucuk manis (Sauropus androgynous) 14%. Hasil penelitian uji kandungan minyak atsiri, secara kualitatif pada sampel daun beluntas (Pluchea indica) didapatkan residu dengan bau khas aromatik, dan pada sampel lotion anti nyamuk didapatkan residu dengan bau khas aromatik dan menyengat. Secara kuantitatif dengan menggunakan uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan pengamatan dibawah lampu UV ? 254nm, pada sampel lotion anti nyamuk mendapatkan bercak noda warna jingga 2,7 cm dan harga Rf 0,3. Pada sampel daun beluntas (Pluchea indica) mendapatkan bercak noda warna biru 0,7 cm dan harga Rf 0,078, dan bercak noda warna jingga 6,5 cm dan harga Rf 0,72. Warna atau bercak yang dihaslkan dari uji KLT menandakan senyawa yang terkandung pada sampel daun beluntas, harga Rf menunjukan perbandingan kuantitas senyawa yang terkandung dalam sampel daun beluntas, dan warna jingga yang dihasilkan pada uji KLT ini diduga minyak atsiri. Dengan demikian baik lotion maupun beluntas sama-sama mengandung minyak atsiri. ENGLISH: Utilization of plants as mosquito repellent has been long known by the people of Kapong Village (Batumar-Mar Sub-district) and Bates Village (Waru Sub-district) Pamekasan Regency. Therefore, the ethnobotany of plant potency mosquito repellent, in Kapong village (Batumar-Mar Sub-district) and Bates village (Waru Sub-district) Pamekasan District is attempted to explore the local knowledge (indegenious knowledge) of Kapong Village (Batumar-Mar Sub-district), and Bates Village (Waru Sub-district) Pamekasan District. Besides ethnobotany research, the research also continued on qualitative and quantitative test of essential oil content which aims to reveal the essential oil compounds that act as mosquito repellent. Ethnobotany research belongs to descriptive explorative research type with survei method and semi-structural interview technique. The respondents were 30 respondents from Kapong Village (Batumar-mar Sub-district) Pamekasan District, and 20 respondents from Bates Village (Waru Sub-district) Pamekasan District. In the test of essential oil content in qualitative and quantitative. Qualitatively, the method used is the extract of leaves beluntas evaporated above the petri dish until the residue results obtained. Quantitatively used Thin Layer Chromatography (KLT) test using eluent benzene and chloroform, and the observation of stain spots was done under ultra violet lamp (UV) with wavelength 254nm. Ethnobotany research results show that there are 4 types of plants that are utilized by Kapong Village (Batumar-Mar Sub-district) and Bates Village (Waru Sub-district) Pamekasan Regency as mosquito repellent. The most widely used plants are beluntas (Pluchea indica) with percentage 49%, basil (Ocimum basicillium) 22%, Sirih (Piper betle L.) 15%, and sweet shoot (Sauropus androgynous) 14%. The results of the test of essential oil content, qualitatively on the sample of leaves of beluntas (Pluchea indica) were found 

File :
13620035.pdf
Institution Info

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang