DETAIL DOCUMENT
Uji antagonis mikroba endofit Trichoderma sp dan Bacillus cereus terhadap patogen Colletotrichum capsici penyebab penyakit antraknosa pada Cabai Rawit (Capsicum frustescens)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Author
Afifah, Zahroul
Subject
 
Datestamp
2018-07-30 07:05:17 
Abstract :
INDONESIA: Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh kapang patogen Colletotrichum capsici telah banyak menyerang tanaman cabai rawit. Penyakit ini merupakan penyakit yang harus ditangani dengan tepat dan cepat karena dapat menurunkan produksi cabai mencapai 90%. Saat ini penanggulangan penyakit antraknosa masih menggunakan fungisida kimiawi dan jika diaplikasikan dalam jangka panjang dikhawatirkan akan menimbulkan dampak baru bagi lingkungan. Endofit Trichoderma dan Bacillus cereus mungkin dapat digunakan sebagai agen antagonis bagi patogen C. capsici karena mempunyai berbagai senyawa yang dapat bersifat antibiosis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Tahapan penelitian ini meliputi pembuatan media kultur kapang dan bakteri, peremajaan kultur mikroba endofit Trichoderma sp. dan B. cereus, peremajaan patogen C. capsici, uji antagonis secara in vitro menggunakan metode dual culture method, pembuatan suspensi Trichoderma sp. dan C. capsici untuk pengaplikasian secara in vivo, uji antagonis endofit secara in vivo pada buah cabai pasca panen, pengamatan parameter uji meliputi: masa inkubasi, kejadian penyakit, dan intensitas serangan. Hasil uji antagonis secara in vitro menunjukkan bahwa besar persentase penghambatan perlakuan Trichoderma (96%) dan kombinasi Trichoderma dan B. cereus (97%) tidak berbeda nyata. Sedangkan pada perlakuan B. cereus (11,88%) hasilnya berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Selanjutnya untuk endofit Trichoderma sp. dilanjutkan pada uji in vivo karena yang paling efektif. Hasilnya untuk masa inkubasi penyakit yakni 3 HSI dibandingkan dengan kontrol negatif 2 hari. Untuk kejadian penyakit 100%, dan untuk intensitas penyakit yakni 61,25% dibandingkan dengan kontrol negatif sebesar 88,75%. ENGLISH: An anthracnose disease caused by pathogenic fungal Colletotrichum capsici has been attacking the cayenne plants either harvested or has not been harvested. This disease must be handled appropriately and quickly because it can reduce the production of chili up to 90%. Recently, anthracnose disease prevention still use chemical fungicide that if applied for long time will cause new impact for environment. Trichoderma and Bacillus cereusendophytes may be used as antagonistic agents for C. capsici pathogens because they have various antibiotic compounds. This research uses experimental method. The stages of this study include sterilization of tools and materials, preparation of culture media of fungal and bacteria, rejuvenation of endophytic microbe culture Trichoderma sp. and Bacillus cereus, rejuvenation ofC. capsici pathogen, antagonistic test in vitro using dual culture method, making Trichoderma sp. and C. capsici suspension for in vivo study, endophytic antagonistic test on post-harvest chili fruit by in vivo, observation of test parameters include: incubation period, disease case, and intensity of attack. The results of in vitro antagonistic tests showed that inhibition percentage of Trichoderma treatment (96%) and combination treatment Trichoderma dan B. cereus (97%) is not significantly different. While in B. cereus treatment (11,88%) significantly different with all of treatments. Endophytes are shown by its dominating growth in petri dishes than C. capsici pathogen or B. cereus endophytes.Furthermore,for endophytes Trichoderma sp continued on in vivo test because it was most effective.The result for incubation period is 3 days after inoculation compared with negative control 2 days. For disease incidence 100%, and for disease intensity that is 61,25% compared with negative control equal to 88,75%. 

File :
13620050.pdf
Institution Info

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang