DETAIL DOCUMENT
REPRESENTASI KEKERASAN PADA ANAK DALAM FILM ” ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI ” ( Studi Semiotik Mengenai Represe ntasi Kekerasan Pada Anak Dalam Film ” Alangkah Lucunya Negeri Ini ” karya Deddy Mizwar )
Total View This Week0
Institusion
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Author
CHRIS , ELLMANDA
Subject
P99 Semiotics. Signs and symbols 
Datestamp
2011-03-10 06:59:51 
Abstract :
Deddy Mizwar telah membuat film tentang kehidupan anak ? anak jalanan yang diberi judul ? Alangkah Lucunya Negeri Ini ?. Film yang bergenre komedi satire dengan kisah lucu, sedih, haru, menyenangkan yang dicampur menjadi satu. Tetapi didalamnya terdapat kekerasan ? kekerasan yang tidak baik dilihat oleh siapapun terutama anak ? anak. Tindak kekerasan itu sangat jelas diperlihatkan di dalam film ini, terutama adalah kekerasan fisik yang dilakukan Bang Jarot kepada anak ? anak jalanan yang dididiknya menjadi pencopet. Hal ini diperkuat juga dengan setelah anak ? anak itu dipukul oleh Bang Jarot, tampak raut muka sedih dan ketakutan. Itu membuktikan bahwa karena kekerasan fisik yang dilakukan terlalu berlebihan sampai menimbulkan kekerasan secara psikologis atau disebut juga kekerasan simbolik. Hal itu tentunya tidak sesuai dengan Undang ? Undang Pemerintah tentang perfilman tahun 2009 pada pasal 6 ayat 1 tentang mendorong khalayak umum melakukan kekerasan dan perjudian serta penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Maka tanda ? tanda kekerasan dalam scene ? scene film itu akan direpresentasikan oleh peneliti dengan memekai teori semiotik Jhon Fiske, dengan memakai pemilahan scene ? scene yang menunjukkan tanda ? tanda adanya kekerasan. Dengan menggunakan kode ? kode yang diwakili atas tiga level. Kode-kode tersebut bekerja dalam sebuah struktur hierarki yang kompleks. Analisis yang dilakukan pada film ?Alangkah Lucunya Negeri Ini? ini dapat terbagi menjadi beberapa level, yaitu :Level Realitas (reality) seperti Penampilan, Kostum, Tata Rias, Lingkungan, Tingkah Laku, Cara Bicara, Gerak Tubuh, Ekspresi, Suara, dll, Level Representasi (representation) seperti Kamera, Cahaya, editing, Musik,, Level Ideologi (ideology) seperti dialog. Dalam penelitian ini kekerasan yang ditunjukkan sesuai dengan kekerasan menurut Sunarto terdapat beberapa bentuk ? bentuk kekerasan antara lain ( Sunarto, 2009 : 137 ) Kekerasan Fisik dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong, atau dengan alat atau senjata, menganiaya, membunuh serta perbuatan lain yang relevan.Kekerasan Psikologis adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap mental korban dengan cara membentak, menyumpah, mengancam, merendahkan, memerintah, melecehkan, menguntit, memata ? matai atau tindakan ? tindakan lain yang menimbulkan rasa takut ( termasuk yang diarahkan kepada orang ? orang terdekat korban, misalnya keluarga, anak, suami, teman, atau orang tua). Kekerasan Financial adalah tindakan mengambil, mencuri uang korban, menahan atau tidak memberikan pemenuhan kebutuhan financial korban, mengendalikan dan mengawasi pengeluaran uang sampai sekecil ? kecilnya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, alasan penggunaan metode kualitatif ini dikarenakan pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah. Apabila berhadapan dengan kenyataan ganda selain itu metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2002:5). Metode penelitian kualitatif lebih banyak dipakai untuk meneliti dokumen yang berupa teks, gambar, simbol dan sebagainya untuk memahami budaya dari suatu konteks sosial tertentu. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode semiotik. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Sobur, 2004:15). Dengan menggunakan metode semiotik, peniliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi simbol-simbol dan tanda-tanda yang ditampilkan dalam film, selanjutnya akan menjadi corpus dalam penelitian ini. Dan kemudian secara khusus peneliti menggunakan metode penelitian analisis semiotika yang dikemukakan oleh Jhon Fiske, untuk menginterpretasikan atau memaknai kekerasan dalam terhadap anak ? anak dalam film ?Alangkah Lucunya Negeri Ini?. Peneliti menggunakan analisis berupa representasi terhadap scene-scene yang menunjukkan karakteristik kekerasan, Pertama Film akan di pilah penanda-penandanya ke dalam serangkaian fragmen ringkas dan beruntun. Pada tahap kedua film ?Alangkah Lucunya Negeri Ini? scene ? scene yang sudah dipilah tersebut akan dianalisa secara mendalam dan dimaknai, yang menunjukkan adegan kekerasan pada anak, menurut level realitas dan representasi dan ideologi menurut Jhon Fiske. Setelah itu akan ditemukan representasi kekerasan yang ada dalam film tersebut. Yang disimpulkan bahwa dari kekerasan ? kekerasan yang dihadirkan dalam film ini, kekerasan fisik dan kekerasan verbal berimbang hampir sama banyaknya, tetapi memag lebih banyak kekerasan verbal hadir dalam film, kekerasan verbal yang jika diurikan lagi menjadi kekerasan psikologis dan kekerasan fungsional serta Kekerasan verbal selalu tak bisa lepas dari kekerasan yang lain. Karena verbal merupakan suatu ungkapan untuk menimbulkan efek psikologis bagi korbannya. Selain itu kekerasan apat terjadi antara orang dewasa kepada anak ?  
Institution Info

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur