Abstract :
Pada dekade terakhir ini, peningkatan jumlah penonton bioskop
mengalami kenaikan dengan angka 20% tiap tahunnya. Faktor menguatnya daya
beli masyarakat, meningkatkan jumlah produksi film nasional maupun
internasional ( khususnya Hollywood ) ikut mempengaruhi animo masyarakat
untuk datang ke bioskop. Dalam hal itu, praktek menonton film memiliki
hubungan erat dengan komoditas, aktivitas, dan struktur kebudayaan modern yang
lain (Barnston, 2005:154). Kondisi tempat pemutaran film yang berbeda - beda
ikut mengubah film di hadapan penonton. Citra ? citra yang ditampilkan lewat
film tidak lagi dalam kontrol si produsen film, akan tetapi oleh kondisi fisik
bioskop serta sumber daya dan komitmen si pemutar film.
Karena hal tersebut maka timbul gagasan bahwa 21 Cinema center adalah
suatu alternatif dari bangunan bioskop yang ada pada saat ini atau dapat menjadi
bangunan bioskop modern yang ada di kota Banyuwangi satu-satunya. 21 cinema
centre adalah suatu tempat pertunjukan film yang ada di kota Banyuwangi dengan
didukung oleh brand cineplex 21. Dengan demikian, setelah mengusung brand 21
ke dalam obyek perancangan nantinya akan tercipta sebuah tempat pertunjukan
film dengan standarisasi dan didukung dengan fasilitas penunjang lainnya. Dan
menjadi sebuah bioskop kebanggaan yang dimiliki oleh masyarakat kota
Banyuwangi.
Dalam perancangan ini, 21 Cinema Centre yang direncankan berlokasi di
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Banyuwangi. Dengan konsep Hybird style yang
nantinya akan diusung dalam perancangan 21 cinema centre ini untuk
mewujudkan bangunan bioskop berkarakter baru dan kontekstual terhadap
lingkungan sekitar dengan aplikasi dari nilai ? nilai arsitektur tradisional Using
yang berupa rumah tinggal. Konsep ini juga diperuntukkan mengenalkan citra
kota Banyuwangi kepada masyarakat luas melalui sebuah bentuk arsitektur lokal
kedalam bentuk modern