Abstract :
Keripik simulasi adalah produk keripik dimana pada prosesnya dilakukan
pembuatan adonan terlebih dahulu dengan penambahan tepung, dengan tujuan
memperbaiki nilai gizi dan mendapatkan hasil akhir dari produk bias lebih seragam
sesuai selera, baik bentuk, ukuran maupun rasa. Pembuatan keripik simulasi labu
kuning dimaksudkan untuk penganeragaman produk keripik dan menaikkan nilai gizi.
Labu kuning mempunyai kandungan vitamin A dan serat tinggi, tetapi mengandung
pati agak rendah, oleh karena itu perlu ditambahkan tepung tapioka yang dapat
membantu terjadinya gelatinisasi sehingga pada saat dipanaskan menghasilkan
keripik simulasi yang renyah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi labu kuning :
tepung tapioka dan penmbahan natrium bikarbonat terhadap kualitas fisik, kimia, dan
organoleptik dari keripik simulasi labu kuning yang dihasilkan. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua
faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama : proporsi labu kuning dan tepung
tapioka (70:30)gr ; (60:40)gr ; (50:50)gr dan faktor kedua penambahan Natrium
Bikarbonat 1%, 2%, 3%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik yaitu proporsi labu
kuning : tepung tapioka (60:40)gr dengan penambahan Natrium Bikarbonat 2%
menghasilkan keripik simulasi dengan kadar air 11,749% ; kadar pati 51,477% ; serat
kasar 3,404% ; tekstur 2,9206% ; rendemen 62,569% ; volume pengembangan
144,0000%. Hasil rata-rata uji hedonik menunjukkan nilai kesukaan rasa 71 (suka) ;
kerenyahan 79 (suka) dan warna 80 (suka). Secara finansial perlakuan keripik
simulasi labu kuning menunujukkan nilai BEP sebesar Rp. 120.441.300,88, titik
impas = 24,91%, kapasitas titik impas 38.852,03 bungkus/tahun, IRR= 25,163%,
PP=3 tahun 4 bulan, NPV 32.483.475, Gross B/C = 1,0339 dan harga produk sebesar
Rp. 3.100/bungkus.