DETAIL DOCUMENT
Analisa Non Value Adding Activity dan Defect dengan Pendekatan Lean Six Sigma di PT. BAYER INDONESIA – Bayer CropScience Surabaya
Total View This Week0
Institusion
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Author
Denny , Setia Abadi
Subject
TS155 Production management. Operations management 
Datestamp
2011-10-22 03:42:31 
Abstract :
Analisa Non Value Adding Activity dan Defect dengan Pendekatan Lean Six Sigma di PT. BAYER INDONESIA ? Bayer CropScience Surabaya ABSTRAKSI Oleh : Denny Setia Abadi Pestisida DECIS 25 EC 50 ml adalah salah satu jenis produk yang dihasilkan oleh PT. BAYER INDONESIA ? Bayer CropScience Surabaya dari berbagai macam produk yang ada. Pada kondisi proses produksi di perusahaan saat ini terindikasi terjadi pemborosan (waste). Hal ini tampak pada kegiatan proses produksi yang tidak optimal, ditandai oleh banyaknya cacat (defect) yang terjadi, lead time yang panjang dan waktu proses produksi yang sering mengalami penundaan akibat delay baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Tujuan utama penelitian adalah untuk mengurangi terjadinya inefisiensi dengan mengurangi waste yang terjadi. Dengan konsep Lean Six Sigma yang merupakan integrasi antara konsep Lean dengan fokus menghilangkan waste dan perampingan proses yang tidak perlu di dalam suatu proses dengan menitik beratkan kecepatan proses dan konsep Six Sigma yang fokus utamanya adalah untuk menekan seminimal mungkin variansi proses dan mencapai tingkat kegagalan zero defect (0%) untuk tetap mencapai kepuasan pelanggan. Tahaptahap penelitian ini adalah define untuk mengidentifikasi masalah, measure untuk menentukan masalah yang berpengaruh di dalamnya menggunakan VALSAT untuk memilih tool yang sesuai dalam membantu menemukan critical to quality dari waste tersebut, analyze berisi tentang fishbone diagram untuk membantu menemukan permasalahan utama penyebab terjadinya waste dan improve yaitu tentang FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) untuk membantu dalam menentukan alternatif usulan perbaikan yang akan diberikan. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan kualitas dan mengurangi adanya pemborosan. Dari hasil penelitian didapat yaitu : pertama, nilai kapabilitas proses produk DECIS 25 EC 50 ml yaitu DPO sebesar 0,00023229 dan DPMO sebesar 232 dengan tingkat sigma sebesar 4,191?; kedua, defect yang paling banyak terjadi adalah cacat karena berat isi kurang yaitu sebesar 30,20%. Dan selanjutnya dibuat usulan perbaikan untuk mengurangi pemborosan (waste) dan meminimalkan cacat (defect) pada proses produksi dengan menetapkan usulan perbaikan dan Action Plans, dimana didapatkan perbaikan dalam pengurangan pemborosan (non value adding activity), dimana pemborosan sebesar 51,19% berkurang menjadi 48,10%. Kata kunci : Lean Six Sigma, Waste, Defect, Value Stream Tools, Failure Modes And Effect Analysis (FMEA). 
Institution Info

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur