DETAIL DOCUMENT
KAJIAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAN DOSIS PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PORANG (Amorphophallus onchophyllus) ASAL UMBI TAHUN KE DUA
Total View This Week0
Institusion
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Author
Hanif , Septia Kurniawan
Subject
SB Plant culture 
Datestamp
2015-05-21 04:11:26 
Abstract :
Tanaman porang (Amorphophallus onchophyllus) dikenal juga dengan nama Iles-Iles merupakan tumbuhan semak (herba) yang memiliki tinggi 100 ? 150 cm, batang tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol) putih. Tanaman porang mempunyai karakteristik pertumbuhan yang khas, yaitu dapat tumbuh dan berproduksi tinggi pada lahan yang ternaungi. Bahkan dapat tumbuh dibawah tegakan pohon dengan intensitas matahari sampai dengan 50%. Bahan makanan yang berasal dari porang atau iles-iles banyak disukai oleh masyarakat Jepang berupa mie atau konyaku. Kendala di Indonesia, tanaman ini belum dikembangkan karena keterbatasan informasi mengenai fungsi dan penggunaan bahan baku tersebut. Kebutuhan akan ekspor saat ini hanya dipenuhi melalui petani yang mengumpulkan iles-iles yang tumbuh liar baik di lingkungan perkebunan maupun kehutanan. Salah satu upaya pemacuan pertumbuhan tanaman adalah dengan menggunakan aplikasi zat pengatur tumbuh, seperti Atonik. Pertumbuhan tanaman porang memerlukan pupuk majemuk seperti pupuk Phonska yang mengandung NPK yang bertujuan untuk menjaga terpeliharanya keseimbangan unsur hara dalam tanah, serta meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Tujuan dari kegiatan penelitian budidaya tanaman porang adalah untuk mengetahui kosentrasi zat pengatur tumbuh yang efektif dalam memperbaiki pertumbuhan tanaman porang dan Mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk majemuk yang baik untuk pertumbuhan tanaman porang. Bahan penelitian yang digunakan yaitu tanah, polibag, bulbil (katak) tanaman porang serta zat pengatur tumbuh (ATONIK), pupuk anorganik (PHONSKA). Alat yang digunakan adalah cangkul, sekrop, label, bambu, gembor, jangka sorong, sprayer, pengaris, meteran, kamera, dan alat tulis. Percobaan ini merupakan percobaan dengan 2 (dua) faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan di ulang sebanyak tiga kali. Faktor I, Kosentrasi Atonik (A) : A0. Tanpa pemberian Atonik , A1. ATONIK = 1000 ppm/ l, A2. ATONIK = 2000 ppm/ l, A3. ATONIK = 3000 ppm/ l Faktor II, Dosis Pupuk Anorganik (P) : P1. Dosis Pupuk NPK (Phonska 200 kg/ha), P2. Dosis Pupuk NPK (Phonska 300 kg/ha), P3. Dosis Pupuk NPK (Phonska 400 kg/ha) Perlakuan kombinasi zat pengatur tumbuh Atonik dan dosis pupuk majemuk NPK menunjukkan pengaruh interaksi yang nyata hanya pada parameter tinggi tanaman pada umur tanam 8 mst, perlakuan A2P1 yaitu Atonik 2000 ppm/l dengan dosis pupuk majemuk 200 kg/hmenghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman tertinggi. Perlakuan zat pengatur tumbuh Atonikberpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman porang, lebar kanopi daun tanaman porang, dan diameter batang tanaman porang pada umur 8-14 mst, perlakuan A0 (kontrol) menunjukkan perlakuan yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya. Perlakuan zat pengatur tumbuh Atonik tidak berpengaruh nyata terhadap hari pecah tunas, jumlah bulbil, dan bobot umbi. Perlakuan dosis pupuk majemuk NPKtidak menunjukan pengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan. Namun ada kecenderungan perlakuan komposisi 300 kg pupuk majemuk (P2) menghasilkan rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain.  
Institution Info

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur