Abstract :
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
SITI KUSNIYAH
Abstrak
Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian
terhadap kinerja keuangan perusahaan itu. Dengan mengetahui kinerja keuangan
perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial
dari perusahaan tersebut, kemudian menganalisisnya, sehingga kita dapat menilai
hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. (Sunariyah,
1997 : 2). Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan
dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan
alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran
kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan. Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan
atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage Rasio
aktivitas dan Rasio keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan
membuktikan kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio
leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan
laba di masa yang akan datang
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan Farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 ? 2008. Sumber data yang
digunakan berasal dari Bursa Efek Indonesia, dan Pusat Refrensi Pasar Modal. dan
data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier
Berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0
For Windows
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa untuk Rasio Likuiditas dan
Rasio Keuntungan mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan
datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga
hipotesis 1 dan hipotesis 4, terbukti kebenarannya, sedangkan untuk Rasio
Leverage dan Rasio Aktivitas tidak mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa
yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, sehingga hipotesis 2 dan hipotesis 3, tidak terbukti kebenarannya.