DETAIL DOCUMENT
PENERAPAN KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MENGATASI KOMUNIKASI YANG KURANG EFEKTIF ANTAR SISWA PADA SISWA KELAS X SMA NASIONAL PATI
Total View This Week8
Institusion
Universitas Muria Kudus
Author
FITRIANA, UMI
Subject
Konsultas dan konseling pendidikan 
Datestamp
2018-04-30 10:05:55 
Abstract :
Fitriana, Umi. 2018. Penerapan Konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) Untuk Mengatasi Komunikasi yang Kurang Efektif Antar Siswa Pada Siswa Kelas X SMA Nasional Pati. Skripsi. Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus. Dosen Pembimbing: (i) Dra. Sumarwiyah, M.Pd., Kons. (ii) Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. . Latar belakang masalah sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru BK dan observasi peneliti terhadap siswa kelas X pada hari Senin, 24 Juli 2017 jam 08.00 WIB di SMA Nasional Pati, ditemukan beberapa siswa yang menunjukkan gejala-gejala komunikasi yang kurang efektif, seperti; kemampuan memahami pesan rendah, menunjukkan sikap tidak senang ketika berkomunikasi, menunjukkan sikap negatif dalam berkomunikasi, hubungan yang kurang baik dalam berkomunikasi, tidak menghargai lawan bicara atau kurang respect, tidak dapat menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain atau empati rendah, dalam berkomunikasi kurang dapat dimengerti, pesan yang disampaikan tidak jelas, dan tinggi hati ketika berkomunikasi dengan orang lain. Rumusan masalah; 1. Faktor apakah yang mempengaruhi komunikasi antar siswa?, 2. Bagaimana pengaruh layanan REBT untuk mengatasi komunikasi yang kurang efektif antar siswa kelas X di SMA Nasional Pati?. Tujuan penelitian; 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antar siswa. 2. Mengatasi komunikasi yang kurang efektif antar siswa melalui pendekatan REBT Manfaat penelitian; 1. Manfaat teoritis; memperkaya khasanah teori tentang konseling REBT untuk mengatasi komunikasi yang kurang efektif. 2. Manfaat Praktis; a. Konselor dapat menerapkan konseling REBT untuk mengatasi komunikasi yang kurang efektif. b. Siswa dapat berpikir rasional dan logis dalam berkomunikasi. c. Kepala sekolah dapat melakukan kebijakan yang mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan konseling REBT. Subjek penelitian 3 siswa yaitu RTIS, SP, dan FA yang menunjukkan gejala-gejala berkomunikasi yang kurang efektif. Teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisa induksi sistem bacoon. Hasil penelitian konseli I (RTIS) bekomunikasi kurang efektif karena sikap rendah diri dan penyesuaian diri rendah. Konseli II (SP) bekomunikasi kurang efektif karena sikap pesimistis dan kekhawatiran penolakan, konseli III (FA) berkomunikasi kurang efektif karena kepribadian individualistis dan rendahnya penerimaan hubungan dari teman. Setelah dilaksanakan layanan konseling individu REBT teknik reinforcement, assertive training, dan diskusi, konseli dapat meningkatkan komunikasi dan berinteraksi sosial dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Simpulan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi konseli I (RTIS) yaitu sikap rendah diri dan penyesuaian diri rendah, konseli II (SP) yaitu sikap pesimistis dan kekhawatiran penolakan, dan konseli III (FA) yaitu kepribadian individualistis dan rendahnya penerimaan hubungan dari teman. Disarankan kepada kepala sekolah, untuk monitoring dan evaluasi terhadap perilaku siswa, guru BK, hendaknya memberikan layanan konseling REBT pada siswa yang mengalami komunikasi kurang efektif, dan siswa hendaknya bersikap terbuka dan kooperatif terhadap permasalahan yang dihadapi.  
Institution Info

Universitas Muria Kudus